blog
DepositoBPR by Komunal
01 Agustus 2024
Di pertengahan tahun 2024 ini, posisi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat. Terdapat beberapa peristiwa yang mendorong nilai tukar mata uang garuda ini perlahan membaik. Fenomena rupiah menguat ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2024.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar perlahan kian membaik memasuki semester II di tahun 2024 ini. Di awal bulan Juli, rupiah berada di Rp16.321 per dolar AS dan kian membaik per Selasa (23/7) dengan menduduki nilai Rp16.197.
Posisi tersebut menguat sebanyak 23 poin atau 0,14% dari penutupan sebelumnya yang berada di nilai Rp16.220 per dolar AS.
Akan tetapi, tidak hanya rupiah yang berada di zona hijau. Mata uang di kawasan Asia lainnya, seperti baht Thailand, peso Filipina, won Korea Selatan, dan yen Jepang juga mengalami penurunan nilai tukar terhadap dolar AS. Berikut adalah sejumlah faktor dan fenomena yang membuat harga rupiah menguat:
Salah satu faktor yang membuat rupiah menguat adalah kebijakan suku bunga oleh The Fed. Pendapat internal The Fed terpecah mengenai durasi untuk mempertahankan suku bunga.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa nilai suku bunga yang terlalu tinggi dalam waktu lama dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi. Tingkat suku bunga yang tinggi cenderung menekan aktivitas ekonomi karena biaya pinjaman yang lebih mahal.
Sebaliknya, jika penurunan suku bunga terlalu sedikit, aktivitas ekonomi dan lapangan kerja di AS juga akan melemah yang pada akhirnya bisa memengaruhi pasar keuangan global.
Namun, sejumlah analis dan pengamat memperkirakan penurunan Fed Funds Rata (FFR) di akhir tahun 2024 dipicu oleh kondisi inflasi di AS yang membaik. Hal ini semakin menambah optimisme BI untuk mencapai proyeksi USD/IDR di angka Rp15.800-Rp15.900 pada penutupan tahun 2024.
Harga rupiah menguat juga disinyalir setelah rilisnya serangkaian data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan. Dalam hal ini terdapat tiga data yang dijadikan acuan, yaitu laporan ketenagakerjaan nasional yang melacak tingkat ketenagakerjaan swasta nonpertanian di AS (laporan ADP), laporan indikator kondisi ekonomi keseluruhan untuk sektor nonmanufaktur (Institute of Supply Management atau ISM), dan klaim pengangguran.
Hasil dari data tersebut dinilai lebih lemah dari perkiraan, yaitu laporan ADP sebesar 150 ribu (perkiraan 160 ribu), laporan ISM pada angka 48,8 (perkiraan 52,5), dan klaim pengangguran sebanyak 238 ribu (perkiraan 235 ribu).
Lemahnya data ekonomi AS ini memengaruhi persepsi investor terhadap kondisi ekonomi negara sehingga memicu penurunan nilai dolar AS. Ketika dolar AS melemah, mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, cenderung menguat karena adanya pergeseran aliran modal ke pasar yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Selama periode repatriasi dividen, perusahaan multinasional dan investor individu sering kali mengembalikan dividen dari luar negeri ke Indonesia untuk memanfaatkan insentif pajak atau keringanan lainnya.
Ketika periode ini berakhir, ada dorongan besar untuk memulangkan dana sebelum pajak atau biaya tambahan diberlakukan. Aliran modal yang signifikan masuk ke dalam negeri meningkatkan permintaan terhadap rupiah karena investor perlu menukarkan mata uang asing ke rupiah untuk mengembalikan dividen mereka.
Dengan kata lain, periode repatriasi dividen yang telah berakhir akan memengaruhi nilai tukar rupiah sehingga posisi dolar semakin lesu dan menurun permintaannya. Akan ada dorongan yang signifikan terhadap penguatan rupiah melalui peningkatan aliran modal masuk, cadangan devisa, sentimen investor, dan likuiditas pasar.
Kabar baik dari pasar saham juga menjadi salah satu faktor rupiah naik yang ditandai oleh arus modal masuk sebesar Rp2,4 triliun di pasar saham dan Rp0,3 triliun di pasar obligasi selama bulan Juli. Bank Indonesia (BI) juga mencatat adanya peningkatan cadangan devisa.
Pada penutupan bulan Juni 2024, tercatat posisi cadangan devisa berada di US$140,2 miliar. Nilai tersebut meningkat sebanyak US$1,2 miliar dibandingkan pada penutupan bulan Mei 2024 (US$139 miliar). Kondisi ini dipengaruhi penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dalam upaya menjaga nilai rupiah tetap stabil.
Menanggapi fenomena rupiah menguat ini, masyarakat Indonesia juga bisa turut berpartisipasi untuk mempertahankan posisinya terhadap dolar ASi. Berikut penjelasannya:
Dengan membeli produk lokal, masyarakat membantu mengurangi permintaan terhadap barang impor. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran devisa negara untuk impor dan mendukung industri dalam negeri.
Menimbun dolar dapat menyebabkan permintaan terhadap mata uang asing meningkat dan semakin melemahkan nilai tukar rupiah. Cara ini biasanya banyak dilakukan untuk diversifikasi portofolio.
Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk tidak menimbun dolar untuk kepentingan pribadi. Agar menguatkan mata uang negara sendiri (Indonesia), simpanan uang dolar AS dapat ditukar dengan rupiah.
Dengan berwisata di dalam negeri, masyarakat mengurangi pengeluaran devisa untuk perjalanan ke luar negeri. Uang yang dibelanjakan untuk pariwisata domestik akan membantu meningkatkan pendapatan sektor pariwisata dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menggunakan transportasi publik dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak impor yang merupakan salah satu pengeluaran devisa terbesar. Pengurangan konsumsi bahan bakar minyak akan membantu menekan defisit perdagangan dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Itulah gambaran mengenai posisi rupiah yang menguat di pertengahan tahun 2024 ini. Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung penguatan ini, masyarakat juga dapat mengambil langkah konkret dengan berinvestasi di dalam negeri. Salah satu cara yang dapat dipilih adalah dengan memanfaatkan produk deposito yang tersedia di DepositoBPR by Komunal.
Dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti saham, deposito adalah pilihan aman yang menawarkan bunga tenor tinggi dan bernilai tetap hingga jatuh tempo. Di DepositoBPR by Komunal, kamu bisa memperoleh bunga hingga 6,75% per tahun sehingga bisa #LebihUntung daripada investasi di bank lainnya.
Investasi di DepositoBPR by Komunal juga #LebihAman karena telah dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank dan berstatus direkomendasikan oleh OJK. Jadi, tak perlu lagi untuk memulai investasi deposito. Yuk, buka rekening deposito sekarang di DepositoBPR by Komunal!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010