7 Profil Risiko Investasi, Yuk Kenali Jenis-Jenisnya!

blog

7 Profil Risiko Investasi, Yuk Kenali Jenis-Jenisnya!

DepositoBPR by Komunal

04 Agustus 2024

Setiap orang tentu memiliki tingkat risiko investasi yang berbeda saat berinvestasi. Nah, tahukah kamu? Dalam dunia investasi, tingkat toleransi ini dikenal dengan istilah profil risiko investasi.

Memang, apa saja jenis profil risiko investasi dan bagaimana cara menentukannya? Penasaran, ya?


Nah, biar nggak penasaran lagi, yuk simak informasi lengkap mengenai profil risiko investasi melalui artikel berikut ini! Dibaca sampai habis, ya!


Apa itu Profil Risiko Investasi?


Kamu sudah tahu belum, apa yang dimaksud dengan profil risiko investasi? Jadi, profil risiko investasi adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana investor dapat menoleransi risiko investasi.


Jangan salah, profil risiko ini termasuk hal yang perlu diperhatikan sebelum kamu memilih instrumen investasi tertentu, lho.

Soalnya, jika sudah mengenali tingkat risiko investasi sendiri, kamu jadi bisa berinvestasi dengan nyaman dan sesuai tujuan.


7 Jenis Profil Risiko Investasi


Nah, jenis profil risiko investasi ini ada bermacam-macam, mulai dari konservatif, moderat, hingga agresif.


Setiap profil investor memiliki karakteristik tersendiri yang akan menentukan bagaimana cara seorang investor dalam mengambil keputusan saat berinvestasi.


Misalnya, kamu yang termasuk tipe profil investor agresif akan berani menghadapi risiko kehilangan dana yang besar selama ada kemungkinan untuk memperoleh imbal hasil lebih tinggi.


Selain itu, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai karakteristik dari setiap jenis profil risiko investasi.


1. Investor Sangat Konservatif


Sangat konservatif merupakan salah satu jenis profil risiko investasi yang lebih mengutamakan keutuhan nilai pokok investasi.


Bahkan, profil investor tipe ini cenderung tidak ragu kalau harus melepaskan potensi keuntungan yang lebih besar selama tidak mengganggu dana pokoknya.


Selain itu, investor sangat konservatif juga akan merencanakan jangan waktu berinvestasi yang lebih cepat, yaitu kurang dari satu tahun.


Jenis instrumen investasi yang cocok dan sering dipilih oleh investor tipe sangat konservatif adalah tabungan berjangka atau deposito.

Kelebihan


  • Stabilitas dan Keamanan: Fokus pada investasi dengan risiko rendah, seperti obligasi pemerintah atau deposito bank, yang cenderung memberikan pendapatan yang stabil.

  • Perlindungan Modal: Investor sangat konservatif cenderung mempertahankan modal mereka dan menghindari kerugian besar.

Kekurangan


  • Potensi Pengembalian Rendah: Pengembalian investasi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan strategi yang lebih agresif.

  • Inflasi: Pengembalian rendah mungkin tidak cukup untuk mengalahkan inflasi, sehingga daya beli dapat menurun.


2. Investor Konservatif


Kamu ingin memperoleh imbal hasil secara rutin dengan pertumbuhan nilai investasinya yang lebih stabil? Itu berarti kamu termasuk investor tipe konservatif!


Profil risiko konservatif adalah preferensi investasi di mana seseorang lebih memilih keamanan modal dan stabilitas penghasilan dibandingkan dengan potensi pengembalian yang lebih tinggi.


Sedikit berbeda dengan tipe profil investor sangat konservatif, investor konservatif lebih bisa menerima atau menoleransi risiko yang rendah. Tipe profil risiko konservatif juga cenderung akan mencairkan dana investasinya jika terjadi penurunan nilai.


Adapun produk yang umum dipilih oleh investor konservatif adalah reksa dana pendapatan tetap atau obligasi.


Kelebihan


  • Risiko Rendah: Cenderung memilih investasi yang relatif aman, seperti obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.

  • Pendapatan Stabil: Fokus pada pendapatan yang stabil dan menghindari volatilitas pasar yang signifikan.

Kekurangan


  • Pengembalian Terbatas: Potensi pertumbuhan portofolio mungkin terbatas dibandingkan dengan strategi investasi yang lebih agresif.

  • Reaksi Terhadap Inflasi: Mungkin tidak cukup agresif untuk menjaga daya beli dalam jangka panjang jika inflasi meningkat.

3. Investor Moderat


Jenis profil risiko investasi yang perlu dipahami berikutnya adalah investor moderat.


Nah, kalau menurut profil risiko investasi moderat, pertumbuhan modal dengan jangka waktu menengah sampai panjang itu udah lebih dari cukup. Karena itulah, investor moderat sering berinvestasi dan menanamkan modalnya dalam kurun waktu 3–4 tahun.


Investor moderat juga lebih bisa menoleransi penurunan nilai investasi yang sedikit berdampak pada kerugian.


Meski begitu, kamu yang memiliki profil risiko moderat ini tetap akan memonitor nilainya supaya tidak mengalami kerugian lebih besar.


Kelebihan


  • Diversifikasi: Kombinasi investasi yang seimbang antara ekuitas dan obligasi, yang dapat memberikan perlindungan sekaligus potensi pertumbuhan.

  • Risiko dan Pengembalian Seimbang: Mengambil risiko yang cukup untuk mendapatkan pengembalian yang layak tanpa terlalu banyak eksposur terhadap risiko tinggi.

Kekurangan


  • Keputusan yang Sulit: Menemukan keseimbangan yang tepat antara risiko dan pengembalian bisa menjadi tantangan.

  • Volatilitas Sedang: Terkena dampak volatilitas pasar lebih besar daripada investor konservatif, meskipun lebih kecil daripada investor agresif.

4. Investor Agresif


Saat mendengar namanya, kamu pasti sudah tahu bukan, bagaimana karakteristik dari profil risiko investasi agresif?


Profil risiko agresif adalah preferensi investasi di mana seseorang siap mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan potensi pengembalian yang lebih besar.


Yup, profil risiko investor tipe ini lebih berani dan agresif dalam menghadapi risiko investasi yang tinggi.


Bahkan, investor tipe agresif cenderung tidak ragu saat menanamkan modalnya dalam jumlah besar selama berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.


Nah, jenis instrumen investasi yang biasa digunakan oleh investor agresif adalah saham dan crypto.


Kelebihan


  • Potensi Pertumbuhan Tinggi: Fokus pada investasi berisiko tinggi seperti saham atau properti yang dapat memberikan pengembalian yang signifikan.

  • Keuntungan Jangka Panjang: Potensi keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan dengan strategi konservatif.

Kekurangan


  • Risiko Tinggi: Lebih rentan terhadap fluktuasi pasar dan risiko kerugian besar.

  • Volatilitas: Menghadapi volatilitas pasar yang tinggi, yang bisa menimbulkan tekanan emosional.

5. Investor Sangat Agresif


Profil risiko sangat agresif adalah untuk investor yang siap mengambil risiko sangat tinggi untuk potensi pengembalian yang sangat besar. Mereka mungkin berinvestasi di pasar saham yang volatil, komoditas, atau startup teknologi. Investor dalam kategori ini harus siap menghadapi kemungkinan kerugian besar dan fluktuasi harga yang tajam.


Kelebihan


  • Pengembalian Maksimal: Berpotensi mendapatkan pengembalian yang sangat tinggi dengan berinvestasi dalam aset berisiko tinggi seperti saham teknologi atau komoditas.

  • Kesempatan untuk Keuntungan Besar: Sering kali mendapatkan keuntungan besar dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Kekurangan


  • Risiko Ekstrem: Sangat rentan terhadap kerugian besar, termasuk kemungkinan kehilangan seluruh modal.

  • Ketidakpastian Tinggi: Fluktuasi nilai investasi yang sangat besar, yang bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.

6. Investor Protektif


Investor protektif fokus pada menjaga nilai aset mereka dan menghindari kerugian. Mereka lebih suka instrumen yang sangat aman seperti tabungan atau obligasi pemerintah yang aman, bahkan jika pengembaliannya rendah. Profil risiko investor ini biasanya dipilih oleh individu yang sangat tidak suka risiko dan lebih memilih stabilitas finansial.


Kelebihan


  • Perlindungan Modal: Fokus pada melindungi modal investasi dengan menghindari risiko besar.

  • Pendapatan yang Dapat Diprediksi: Cenderung berinvestasi dalam aset dengan pendapatan yang dapat diprediksi seperti obligasi atau instrumen berpenghasilan tetap.

Kekurangan


  • Pertumbuhan Terbatas: Potensi pertumbuhan investasi yang terbatas karena fokus pada perlindungan modal.

  • Risiko Inflasi: Pengembalian rendah mungkin tidak cukup untuk melawan inflasi.

7. Investor Spekulatif


Profil spekulatif adalah untuk investor yang suka mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Mereka sering kali terlibat dalam perdagangan harian atau investasi di instrumen berisiko tinggi seperti mata uang kripto atau saham yang sangat volatil. Profil risiko investor ini memerlukan pemahaman mendalam tentang pasar dan kesiapan untuk menerima kerugian besar.


Kelebihan


  • Peluang Keuntungan Tinggi: Berusaha memanfaatkan pergerakan pasar yang tidak biasa untuk mendapatkan keuntungan besar.

  • Kreativitas dalam Investasi: Sering kali lebih kreatif dalam memilih investasi, termasuk penggunaan derivatif atau perdagangan jangka pendek.

Kekurangan


  • Risiko Sangat Tinggi: Berpotensi mengalami kerugian besar karena spekulasi yang gagal.

  • Ketidakstabilan Emosional: Menghadapi tekanan emosional yang besar akibat fluktuasi pasar yang ekstrem.


7 Cara Mengetahui Profil Risiko Investasi


Mengetahui profil risiko investasi adalah langkah penting sebelum memulai investasi. Ini membantu Anda memilih jenis investasi yang sesuai dengan tingkat kenyamanan dan tujuan keuangan Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk menentukan profil risiko Anda:


1. Menjawab Kuesioner Risiko


Banyak perusahaan investasi dan bank menawarkan kuesioner risiko yang dapat membantu menentukan profil risiko Anda. Kuesioner ini biasanya berisi pertanyaan tentang toleransi Anda terhadap fluktuasi nilai investasi, jangka waktu investasi, dan pengalaman investasi sebelumnya. Hasil dari kuesioner ini akan memberikan gambaran tentang sejauh mana Anda bersedia mengambil risiko.


2. Evaluasi Toleransi Terhadap Kerugian


Salah satu cara utama untuk mengetahui profil risiko Anda adalah dengan mengevaluasi sejauh mana Anda dapat menerima kerugian dalam investasi. Pertanyaan seperti, "Seberapa besar penurunan nilai investasi yang bisa Anda terima tanpa panik?" atau "Apakah Anda akan merasa nyaman melihat nilai investasi Anda turun?" adalah beberapa contoh yang bisa membantu Anda memahami toleransi terhadap kerugian.


3. Pertimbangan Jangka Waktu Investasi


Jangka waktu investasi Anda juga menentukan profil risiko. Jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang, seperti untuk pensiun, Anda mungkin lebih bersedia mengambil risiko lebih besar karena ada waktu untuk pulih dari potensi kerugian. Sebaliknya, jika tujuan investasi Anda lebih dekat, seperti membeli rumah dalam lima tahun, Anda mungkin lebih memilih pendekatan yang lebih konservatif.


4. Pengalaman Investasi Sebelumnya


Pengalaman Anda dalam berinvestasi juga memainkan peran penting. Jika Anda telah berinvestasi sebelumnya dan merasa nyaman dengan fluktuasi pasar, Anda mungkin memiliki profil risiko yang lebih agresif. Namun, jika Anda baru dalam dunia investasi, Anda mungkin lebih cenderung memiliki profil risiko yang konservatif.


5. Kondisi Keuangan Saat Ini


Kondisi keuangan Anda saat ini, termasuk pendapatan, tabungan, dan utang, juga mempengaruhi profil risiko. Jika Anda memiliki dana darurat yang cukup dan pendapatan stabil, Anda mungkin merasa lebih nyaman mengambil risiko. Sebaliknya, jika Anda memiliki banyak utang atau pendapatan yang tidak stabil, Anda mungkin lebih memilih investasi yang lebih aman.


6. Tujuan Investasi yang Jelas


Menentukan tujuan investasi adalah langkah penting untuk mengetahui profil risiko. Apakah Anda berinvestasi untuk pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah? Setiap tujuan memiliki implikasi risiko yang berbeda. Tujuan jangka panjang cenderung memungkinkan toleransi risiko yang lebih besar, sementara tujuan jangka pendek mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih hati-hati.


7. Konsultasi dengan Profesional Keuangan


Berkonsultasi dengan seorang profesional keuangan atau penasihat investasi bisa menjadi cara yang baik untuk memahami profil risiko Anda. Mereka dapat membantu menganalisis situasi keuangan Anda secara menyeluruh dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko Anda.


Mengetahui profil risiko Anda adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana dan sesuai dengan tujuan keuangan Anda. Dengan memahami sejauh mana Anda siap mengambil risiko, Anda dapat memilih strategi investasi yang paling cocok dan merasa lebih tenang dalam menghadapi fluktuasi pasar.


Apapun jenis profil risikomu, memvariasikan instrumen investasi di dalam portofolio tentu akan menjadi langkah berinvestasi yang bijak.


Maka dari itu, untuk menjaga kestabilan portofolio investasinya, kamu juga bisa, lho, memasukkan instrumen investasi yang berisiko rendah, seperti deposito.


Contoh Profil Risiko Investasi


Memahami profil resiko investasi adalah langkah penting untuk membuat keputusan yang bijak. Risiko investasi mengacu pada potensi kerugian yang mungkin dihadapi investor karena berbagai faktor. Memahami berbagai jenis risiko ini dapat membantu investor untuk mengelola portofolio mereka dengan lebih baik dan meminimalisir potensi kerugian. Berikut ini adalah beberapa profil risiko utama yang harus dipertimbangkan dalam investasi.


1. Risiko Suku Bunga


Risiko ini sering muncul akibat perubahan suku bunga di pasar modal, yang dapat mempengaruhi penghasilan dari investasi. Sebagai contoh, jika suku bunga naik, nilai obligasi cenderung menurun.


2. Risiko Pasar


Risiko pasar adalah kemungkinan nilai investasi turun karena perubahan kondisi pasar. Faktor-faktor seperti perubahan suku bunga, fluktuasi mata uang, atau pergerakan harga saham dapat mempengaruhi nilai investasi. Misalnya, kenaikan suku bunga dapat membuat obligasi kurang menarik, sehingga menurunkan harganya.


3. Risiko Kredit


Risiko kredit muncul ketika pihak yang berutang gagal memenuhi kewajibannya. Dalam konteks obligasi, ini berarti perusahaan atau pemerintah yang menerbitkan obligasi tidak dapat membayar bunga atau pokoknya. Risiko ini lebih tinggi pada obligasi dengan peringkat kredit rendah atau perusahaan yang berada dalam kondisi keuangan yang tidak stabil.


4. Risiko Likuiditas


Risiko likuiditas terjadi ketika aset tidak dapat dijual dengan cepat tanpa mengorbankan harganya. Aset yang tidak likuid sulit dijual pada harga pasar saat dibutuhkan, sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi investor. Contohnya, properti atau saham perusahaan kecil mungkin sulit dijual dengan cepat.


5. Risiko Inflasi


Risiko inflasi adalah kemungkinan bahwa daya beli investasi akan menurun karena kenaikan harga barang dan jasa. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat pengembalian investasi, nilai riil dari pengembalian tersebut akan menurun. Ini terutama penting bagi investor yang bergantung pada pendapatan tetap, seperti pensiunan.


6. Risiko Politik dan Regulasi


Risiko politik dan regulasi meliputi perubahan kebijakan pemerintah atau peraturan yang dapat mempengaruhi nilai investasi. Misalnya, perubahan dalam kebijakan pajak atau peraturan lingkungan dapat berdampak negatif pada perusahaan tertentu atau industri secara keseluruhan. Investor internasional juga harus mempertimbangkan risiko politik seperti perubahan rezim atau ketidakstabilan politik di negara tempat mereka berinvestasi.


7. Risiko Valuta Asing


Risiko valuta asing terjadi ketika investasi di luar negeri terkena dampak fluktuasi nilai tukar mata uang. Perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi nilai investasi dan pengembalian yang dihasilkan. Misalnya, penguatan mata uang lokal terhadap mata uang asing dapat mengurangi nilai pengembalian investasi di luar negeri.


8. Risiko Sistematis dan Non-Sistematis


Risiko sistematis adalah risiko yang mempengaruhi seluruh pasar dan tidak dapat dihindari melalui diversifikasi, seperti resesi ekonomi atau krisis keuangan global. Sebaliknya, risiko non-sistematis adalah risiko yang terkait dengan perusahaan atau sektor tertentu dan dapat dikurangi melalui diversifikasi, seperti kegagalan manajemen atau masalah produksi di sebuah perusahaan.


9. Risiko Reinvestasi


Ketika berinvestasi dalam instrumen atau produk investasi yang baru, ada kemungkinan munculnya berbagai risiko. Salah satu risikonya adalah arus kas dari investasi tersebut mungkin menghasilkan pengembalian yang lebih rendah daripada yang diharapkan sebelumnya.


Faktor yang Memengaruhi Profil Risiko dalam Deposito sebagai Investasi


Memahami profil investasi adalah langkah awal yang penting untuk menentukan strategi investasi yang sesuai. Terutama untuk produk seperti deposito yang dikaitkan dengan investasi (deposit linked investment), ada beberapa faktor yang memengaruhi profil risiko. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan.


1. Tingkat Pengembalian yang Diinginkan


Tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi adalah faktor utama yang memengaruhi profil risiko. Investor yang menginginkan pengembalian tinggi biasanya siap menghadapi risiko lebih besar. Sebaliknya, investor yang puas dengan pengembalian yang lebih rendah cenderung memilih opsi yang lebih aman.


2. Jangka Waktu Investasi


Jangka waktu atau horizon investasi juga memainkan peran penting. Investor dengan jangka waktu panjang mungkin lebih nyaman dengan fluktuasi pasar dan berpotensi memilih investasi berisiko lebih tinggi. Sebaliknya, jika jangka waktu investasi singkat, investor mungkin lebih memilih investasi dengan risiko lebih rendah untuk menjaga modal.


3. Toleransi Risiko Pribadi


Toleransi risiko pribadi adalah sejauh mana seorang investor dapat menerima fluktuasi nilai investasi mereka tanpa merasa cemas. Ini adalah faktor subjektif yang sangat dipengaruhi oleh kepribadian dan pengalaman sebelumnya dalam berinvestasi. Investor dengan toleransi risiko tinggi cenderung lebih memilih produk investasi yang berisiko, sedangkan yang rendah lebih cenderung memilih produk yang aman.


4. Kebutuhan Likuiditas


Kebutuhan akan akses cepat terhadap dana juga memengaruhi profil risiko. Jika seorang investor membutuhkan likuiditas tinggi, mereka akan memilih investasi yang mudah dicairkan tanpa penurunan nilai yang signifikan. Deposito yang terkait investasi sering kali memiliki batasan likuiditas tertentu, yang perlu dipertimbangkan.


5. Tujuan Investasi


Tujuan akhir dari investasi, seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau pembelian properti, akan memengaruhi pilihan produk dan risiko yang siap diambil. Misalnya, untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, investor mungkin lebih nyaman dengan risiko yang lebih tinggi untuk potensi pertumbuhan yang lebih besar.


6. Kondisi Ekonomi dan Pasar


Kondisi ekonomi dan situasi pasar juga memengaruhi keputusan investasi. Dalam situasi pasar yang tidak menentu atau ekonomi yang lesu, investor mungkin lebih memilih produk yang lebih aman untuk mengurangi risiko kerugian. Sebaliknya, dalam pasar yang bullish, investor mungkin merasa lebih nyaman mengambil risiko.


7. Diversifikasi Portofolio


Seberapa luas portofolio investasi yang dimiliki juga mempengaruhi profil risiko. Diversifikasi yang baik dapat mengurangi risiko keseluruhan, karena kerugian di satu sektor dapat diimbangi oleh keuntungan di sektor lain. Investor dengan portofolio yang beragam biasanya memiliki toleransi risiko yang lebih besar.


Memahami faktor-faktor ini membantu investor memilih produk deposito yang dikaitkan dengan investasi yang paling sesuai dengan profil risiko mereka. Setiap keputusan investasi harus mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor ini untuk mencapai keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan.


Nah, berbicara mengenai produk deposito, kamu bisa mendapatkannya dengan mudah dan praktis melalui DepositoBPR by Komunal!


DepositoBPR by Komunal merupakan aplikasi yang menyediakan produk deposito dengan imbal hasil tinggi, bahkan hingga mencapai 6,75% p.a.


Tak perlu khawatir, berinvestasi melalui DepositoBPR by Komunal juga lebih aman karena dananya sudah dijamin oleh LPS hingga Rp2 miliar per akun.


Mau tahu informasi lebih lanjut mengenai DepositoBPR by Komunal? kamu bisa menghubungi layanan pelanggan melalui website resmi DepositoBPR by Komunal atau ke WhatsApp kami di 0851 6310 6672.


share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer