blog
DepositoBPR by Komunal
08 November 2024
BI Rate adalah kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Saat ini, istilah tersebut telah diubah menjadi BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR). Pada 19 Oktober 2023, Bank Indonesia menyatakan, suku BI Rate mengalami kenaikan sebesar 25 bps atau menjadi 6%.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami BI Rate supaya bisa mendapatkan gambaran jelas terkait situasi ekonomi negara terkini. Selengkapnya, mari simak bersama-sama uraian mengenai BI Rate berikut ini!
Menurut Bank Indonesia, BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance terkait kebijakan moneter negara.
Setiap bulannya, suku bunga BI Rate akan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi negara. Perubahan ini diatur melalui Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dan hasilnya akan diumumkan kepada publik.
Perubahan suku bunga acuan, seperti BI Rate, memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi. Suku bunga acuan ini digunakan Bank Indonesia untuk mengatur stabilitas keuangan dan mengendalikan inflasi. Berikut adalah pengaruh yang terjadi jika suku bunga acuan naik atau turun.
Ketika suku bunga acuan naik, bank dan lembaga keuangan juga menaikkan suku bunga pinjaman. Hal ini membuat biaya pinjaman lebih mahal bagi konsumen dan bisnis, sehingga mereka mungkin mengurangi pengajuan kredit. Efeknya, konsumsi dan investasi juga bisa melambat.
Bank akan meningkatkan suku bunga deposito untuk menarik nasabah agar menabung lebih banyak. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank daripada membelanjakannya. Hal ini berdampak positif dalam menekan inflasi.
Naiknya suku bunga mempengaruhi konsumsi masyarakat karena harga kredit untuk belanja barang-barang konsumsi menjadi lebih mahal. Pengeluaran rumah tangga mungkin berkurang, yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat dan memperlambat laju inflasi.
Naiknya suku bunga acuan cenderung memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Investor asing tertarik menempatkan dananya di Indonesia karena mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan permintaan terhadap Rupiah.
Kenaikan suku bunga acuan bisa memengaruhi pasar saham karena biaya modal menjadi lebih mahal, dan perusahaan mungkin mengurangi aktivitas investasi. Hal ini bisa menurunkan kinerja perusahaan dan menurunkan harga saham mereka, menyebabkan volatilitas di pasar saham.
Dengan suku bunga yang lebih tinggi, pinjaman hipotek menjadi lebih mahal, dan permintaan terhadap properti bisa menurun. Sektor properti mungkin menghadapi penurunan transaksi karena tingginya biaya pinjaman.
Jika suku bunga acuan turun, bank biasanya akan menurunkan suku bunga pinjaman. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, masyarakat dan bisnis lebih mungkin untuk mengajukan kredit, mendorong konsumsi dan investasi.
Bank juga akan menurunkan suku bunga simpanan sehingga masyarakat mungkin lebih sedikit menabung. Hal ini mendorong mereka untuk membelanjakan uangnya atau berinvestasi, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi.
Turunnya suku bunga pinjaman membuat kredit lebih terjangkau bagi masyarakat, sehingga daya beli meningkat. Ini dapat mendorong konsumsi dan meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Turunnya suku bunga acuan bisa menyebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah, terutama jika suku bunga di negara lain tetap stabil atau lebih tinggi. Investasi asing mungkin menurun, yang dapat mengurangi permintaan terhadap Rupiah.
Dengan biaya pinjaman yang lebih murah, perusahaan lebih terdorong untuk berinvestasi dan berekspansi. Hal ini bisa meningkatkan laba perusahaan dan memberikan sentimen positif di pasar saham, mendorong harga saham naik.
Suku bunga hipotek yang lebih rendah memudahkan masyarakat untuk mengajukan pinjaman rumah atau properti lainnya. Hal ini bisa meningkatkan permintaan terhadap properti, memberikan stimulus pada sektor real estate dan konstruksi.
Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga acuan bertujuan untuk menekan inflasi dan mendorong stabilitas nilai tukar, tetapi bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bunga acuan cenderung mendorong konsumsi dan investasi, yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga berisiko meningkatkan inflasi.
Bank Indonesia (BI) secara rutin mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) setiap bulan untuk membahas dan menetapkan kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan atau BI Rate. Hasil keputusan suku bunga biasanya diumumkan pada hari terakhir RDG tersebut.
Sebagai contoh, pada RDG yang berlangsung pada 15–16 Oktober 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00%.
Untuk mengetahui jadwal RDG dan pengumuman suku bunga BI selanjutnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi Bank Indonesia di www.bi.go.id atau menghubungi layanan informasi BI melalui kontak yang tersedia di situs tersebut.
Sebelumnya, lembaga perbankan di Indonesia memiliki kendala terkait ketentuan BI Rate, yaitu baru bisa menarik uang setelah penyimpanan setahun. Hal ini tidak hanya berdampak pada kelancaran peredaran uang, tapi juga tingkat inflasi yang tak kunjung menurun.
Jadi, pada 19 Agustus 2016, Bank Indonesia mengubah nama BI Rate menjadi BI-7 Day Repo Rate. Adapun perbedaannya dengan BI Rate adalah rentang waktu penarikan uang lebih singkat sehingga bank di Indonesia bisa mengambil dana setelah penyimpanan 7 hari.
BI Rate adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka BI Rate memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Pertama, fungsi BI Rate adalah untuk mengendalikan tingkat inflasi. Ketika inflasi naik, maka suku bunga BI Rate akan meningkat.
Fungsi BI Rate selanjutnya adalah memengaruhi harga saham, meskipun secara tidak langsung. Ketika BI Rate naik, maka permintaan masyarakat untuk barang dan jasa juga akan meningkat. Hal ini dapat berdampak positif pada laba perusahaan sehingga harga saham pun akan bertambah.
Fraud atau kecurangan dapat terjadi apabila ada pihak dari lembaga perbankan yang berencana untuk memperoleh keuntungan secara tidak adil.
Dengan adanya BI Rate, pihak berwenang akan lebih mudah mendeteksi aktivitas fraud dengan memperhatikan kesesuaian suku bunga acuan setiap bank.
Salah satu fungsi BI Rate adalah mengontrol daya beli masyarakat. Hal ini dikarenakan ketika BI Rate naik, masyarakat akan memilih untuk menabung karena bunga kredit yang ikut meningkat. Selain itu, kebijakan BI Rate juga dapat meningkatkan harga barang dan jasa yang dijual kepada masyarakat.
Terakhir, fungsi BI Rate adalah menstabilkan kegiatan ekonomi sehari-hari. Hal ini dikarenakan pengaruh BI Rate yang dapat dirasakan terhadap berbagai macam aspek keuangan negara, seperti nilai tukar mata uang, jumlah utang, suku bunga pinjaman, dan keuntungan investasi.
Seperti yang sudah dijelaskan, BI Rate adalah instrumen penting dengan tujuan utama untuk menjaga kelancaran perekonomian negara. Lebih jelasnya, beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui BI Rate adalah sebagai berikut:
Pertama, tujuan BI Rate adalah menjadi acuan suku bunga pinjaman dan tabungan untuk setiap lembaga perbankan di Indonesia. Apabila BI Rate mengalami kenaikan, maka bank di Indonesia pun dapat meningkatkan margin keuntungannya.
Salah satu tujuan BI Rate adalah untuk memberikan stimulasi terhadap kegiatan ekonomi. Ketika BI Rate menurun, maka biaya pinjaman akan berkurang sehingga berdampak pada peningkatan investasi dan daya beli masyarakat. Sebaliknya, kenaikan BI Rate dapat mengendalikan inflasi dan mencegah risiko finansial.
Sementara itu, kenaikan BI Rate dapat menaikkan biaya pinjaman, sehingga perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan ekspansi.
Mengetahui data BI Rate sangat penting, terutama bagi pelaku bisnis, investor, atau masyarakat yang ingin memahami kondisi suku bunga acuan di Indonesia. Berikut adalah cara-cara untuk memperoleh data BI Rate dengan mudah dan akurat.
Situs resmi Bank Indonesia menyediakan data BI Rate yang dapat diakses oleh siapa saja.
Langkah-langkah:
Bank Indonesia menyediakan aplikasi BI Mobile yang dapat diunduh melalui perangkat seluler untuk kemudahan akses informasi.
Langkah-langkah:
Portal berita keuangan seperti CNBC Indonesia, Kontan, atau Bisnis.com secara rutin meng-update informasi terkait BI Rate.
Langkah-langkah:
Bank Indonesia secara rutin mengeluarkan siaran pers setelah setiap rapat bulanan yang membahas tentang kebijakan moneter, termasuk BI Rate.
Langkah-langkah:
Platform keuangan internasional seperti Bloomberg atau Reuters menyediakan data BI Rate yang dapat diakses oleh penggunanya.
Langkah-langkah:
Jika memerlukan data BI Rate yang lebih spesifik atau informasi terkait kebijakan suku bunga, Anda dapat menghubungi customer service Bank Indonesia.
Langkah-langkah:
Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat memperoleh data BI Rate yang akurat dan terkini, sesuai kebutuhan. Data ini penting untuk perencanaan keuangan dan memahami tren suku bunga yang berdampak pada ekonomi secara keseluruhan.
Cara kerja BI Rate dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat inflasi, jumlah permintaan barang dan jasa, kondisi ekonomi, serta peredaran uang.
Contohnya, ketika harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara terus menerus, maka BI Rate harus diturunkan untuk menahan kenaikan inflasi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia harus memeriksa kondisi ekonomi negara secara rutin supaya bisa mengatur BI Rate secara tepat.
Sekian uraian terkait BI Rate, mulai dari pengertian sampai cara kerjanya. Dapat diketahui juga bahwa perbedaan BI-7 Day Repo Rate dan BI Rate adalah dari rentang waktu bagi lembaga perbankan untuk menarik uang.
Lalu, seperti yang sudah dijelaskan bahwa BI Rate telah mengalami kenaikan menjadi 6% pada 19 Oktober 2023. Maka dari itu, kamu bisa memanfaatkan momen ini dengan berinvestasi melalui DepositoBPR by Komunal supaya keuanganmu jadi #MakinMaksimal.
DepositoBPR by Komunal adalah aplikasi yang menjembatani calon nasabah dengan produk deposito dari BPR.
Aplikasi ini menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dari deposito bank umumnya dan sudah sesuai dengan ketentuan LPS yaitu mencapai 6,75% p.a.
Selain itu, keuanganmu juga akan tersimpan dengan aman karena DepositoBPR by Komunal sudah tercatat dan diawasi oleh OJK.
Tunggu apa lagi? Yuk gunakan DepositoBPR by Komunal sekarang supaya bisa merasakan #SimpananRasaInvestasi!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010