blog
DepositoBPR by Komunal
28 Juni 2023
Intangible asset atau aset tidak berwujud adalah istilah yang harus dipahami pengusaha, pemilik bisnis, maupun akuntan keuangan.
Jika kamu penasaran, yuk simak uraian lengkap tentang pengertian, contoh, dan rumus intangible asset beserta perbedaannya dengan aset tangible berikut ini!
Dalam menjalankan bisnisnya, suatu perusahaan tentu memiliki aset, seperti tanah, gedung, mesin, dan peralatan. Namun, di samping itu, ternyata ada aset yang tidak memiliki wujud fisik.
Intangible asset adalah aset yang tidak memiliki wujud fisik (tak berwujud), tetapi mempunyai nilai secara jangka panjang bagi perusahaan dan bisnis.
Jadi, meskipun aset tersebut tidak terlihat bahkan tak bisa disentuh, tetapi nilai ekonomisnya dapat memberikan keuntungan dan dampak signifikan untuk perusahaan.
Umumnya, intangible asset adalah aset yang memiliki jangka waktu pemanfaatan secara ekonomis minimal satu tahun.
Untuk memahaminya secara lebih jelas, yuk simak perbedaan tangible dan intangible asset berikut ini.
Perbedaan utama tangible dan intangible asset adalah wujud fisiknya. Seperti penjelasan sebelumnya, intangible asset adalah aset yang tidak memiliki wujud fisik.
Sementara itu, tangible asset memiliki wujud fisik, serta dapat dilihat dan disentuh, seperti gedung perkantoran, produk atau barang, hingga mesin produksi.
Perbedaan lain antara tangible dan intangible asset adalah ukuran nilai pasar yang dimiliki keduanya.
Tangible asset memiliki nilai yang secara langsung dapat diukur berdasarkan harganya di pasaran atau biaya perolehannya.
Selain itu, nilai aset yang memiliki wujud fisik ini biasanya tercermin dalam neraca atau laporan keuangan perusahaan.
Namun, hal ini berbeda dengan intangible asset. Intangible asset merupakan aset yang lebih sulit dinilai karena wujud fisiknya tidak ada.
Umumnya, tangible asset memiliki umur yang terbatas, serta rentan mengalami depresiasi atau penurunan nilai aset.
Jadi misalnya, sebuah gedung perusahaan akan memiliki ketahanan yang makin menurun seiring berjalannya waktu jika tidak dilakukan renovasi. Alhasil, harga jualnya pun akan turun.
Di sisi lain, intangible asset merupakan aset yang mempunyai umur lebih panjang, bahkan sering kali tidak terbatas.
Perbedaan terakhir antara tangible dan intangible asset adalah tingkat likuiditas. Umumnya, tangible asset akan lebih mudah dijual daripada aset intangible.
Bayangkan saja jika sebuah perusahaan menjual tanah dan gedungnya, biasanya akan banyak orang yang bersedia membeli.
Hal ini berbeda dengan intangible asset, yang umumnya memerlukan proses hukum dan perundingan panjang untuk menjualnya.
Agar memiliki pemahaman secara lebih jelas, berikut beberapa contoh aset tak berwujud yang umumnya dimiliki perusahaan.
Paten merupakan sebuah hak eksklusif yang diperoleh dari lembaga berwenang kepada inventor atas hasil inovasinya dalam bidang teknologi.
Apabila perusahaan menciptakan suatu temuan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya, maka hak paten bisa diperoleh.
Nah, hak paten merupakan salah satu contoh intangible asset. Bentuknya memang tidak berwujud, tetapi dapat menghasilkan keuntungan kepada perusahaan dalam jangka panjang.
Selain paten, hak cipta juga merupakan contoh intangible asset yang memiliki nilai keuntungan menjanjikan.
Istilah ini merujuk pada hak ekslusif yang diperoleh pencipta suatu karya seni untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya tersebut.
Ekuitas merek dapat diartikan sebagai persepsi konsumen kepada suatu perusahaan yang menjelaskan nilai dari brand tersebut.
Misalnya begini, ketika mendengar tentang brand Apple, apa yang ada di benak orang-orang? Apakah sebuah brand ponsel mewah? Atau gambar sebuah apel yang digigit?
Meskipun tidak memiliki wujud, tetapi ekuitas merek akan meningkatkan branding serta dapat berdampak pada penjualan perusahaan.
Goodwill merupakan salah satu contoh intangible asset yang dapat mencerminkan reputasi, kepercayaan, dan hubungan perusahaan dengan pelanggan.
Goodwill sendiri merujuk pada perbedaan harga beli dengan nilai pasar dari sebuah perusahaan.
Contoh intangible asset yang terakhir yaitu perjanjian waralaba atau yang biasa dikenal dengan sebutan franchise.
Jadi misalnya, kamu memiliki toko kopi. Kemudian, ada orang lain yang ingin melakukan kerja sama dengan membuka franchise toko kopi milikmu.
Nah, untuk membuka franchise, kamu dan orang tersebut haruslah membuat perjanjian kerja sama. Nilainya sendiri ditentukan dari biaya yang dikeluarkan saat membuka franchise.
Untuk menghitung intangible asset, kamu perlu mengurangi nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.
Lebih jelasnya, kamu bisa gunakan rumus di bawah ini:
Intangible asset = nilai pasar - nilai buku perusahaan (book value)
Book value adalah nilai dari sebuah aset yang terdapat dalam catatan akuntansi atau pembukuan.
Sementara itu, nilai pasar mencerminkan harga dari aset atau sekuritas yang ada di pasar keuangan.
Itu dia sederet penjelasan tentang intangible asset, mulai dari definisi, contoh, rumus, dan perbedaannya dengan aset berwujud.
Dari uraian di atas, kesimpulan yang didapat yaitu bahwa intangible asset merupakan aset tak berwujud, yang berarti tidak dapat disentuh dan dilihat tetapi memiliki nilai ekonomis.
Intangible asset yang kuat tentunya akan berdampak baik pada peningkatan keuangan perusahaan dan penjualan produk.
Mengapa bisa begitu? Hal ini karena dengan menyimpan dana di DepositoBPR by Komunal akan memberikanmu imbal hasil hingga sebesar 6,75% per tahunnya.
Karena sudah pasti dapat untung, kamu pun tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan tenaga, sehingga hal ini cocok dijadikan passive income bagi pemilik usaha.
Menarik, bukan? Yuk, segera simpan uangmu di DepositoBPR by Komunal dan nikmati #SimpananRasaInvestasi sekarang juga!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010