Pengertian Kas Kecil: Karakteristik, Metode, Manfaat, Contoh

blog

Pengertian Kas Kecil: Karakteristik, Metode, Manfaat, Contoh

DepositoBPR by Komunal

06 September 2024

Apa itu kas kecil? Pengertian kas kecil adalah dana yang disimpan oleh perusahaan untuk membayar kebutuhan operasional dalam jumlah kecil. Kalau kamu memiliki suatu usaha, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah ini, bukan?


Meski nominalnya relatif kecil, kas kecil adalah salah satu hal yang penting untuk disiapkan dalam mengatur keuangan usaha.

Memang, apa saja tujuan dan manfaat kas kecil dalam sebuah perusahaan? Supaya nggak penasaran, kamu bisa menyimak ulasan lengkap mengenai pengertian kas kecil dalam artikel berikut ini!


Pengertian Kas Kecil


Apa itu dana kas kecil? Pengertian kas kecil adalah sejumlah dana yang disimpan oleh sebuah perusahaan untuk membayar keperluan operasional yang bersifat mendadak dan berjumlah tidak besar. Nama lain dari kas kecil adalah petty cash.


Meski nominalnya tidak besar, setiap pengeluaran ataupun pemasukan kas kecil tetap perlu dicatat dan dilaporkan supaya keuangan usahamu jadi lebih terkontrol.


Selain itu, kas kecil ini juga memiliki karakteristiknya tersendiri, lho. Adapun sejumlah karakteristik dari kas kecil adalah sebagai berikut:


  • Digunakan untuk membayar transaksi kecil secara rutin.

  • Jumlahnya sudah ditentukan dari awal periode oleh pihak manajemen.

  • Disimpan secara khusus di dalam petty cash box.

  • Pemegang kas kecil biasa disebut dengan kasir kas kecil.

Karakteristik Kas Kecil


Pengertian kas kecil merupakan sejumlah dana yang disediakan oleh perusahaan untuk keperluan operasional yang sifatnya rutin dan mendesak. Dana ini digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang nominalnya relatif kecil dan tidak memerlukan pencairan melalui bank. Berikut adalah beberapa karakteristik dari kas kecil:


1. Jumlah Dana yang Terbatas


Kas kecil biasanya memiliki jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhan operasional harian perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol pengeluaran dan meminimalisir potensi penyalahgunaan dana.


2. Penggunaan untuk Pengeluaran Kecil


Kas kecil digunakan untuk pengeluaran yang sifatnya mendesak dan nilainya relatif kecil, seperti pembelian perlengkapan kantor, biaya transportasi, dan keperluan darurat lainnya. Pengeluaran ini tidak memerlukan proses administrasi yang panjang seperti penggunaan dana besar.


3. Dikelola oleh Petugas Khusus


Untuk memastikan transparansi dan akurasi, kas kecil biasanya dikelola oleh petugas khusus yang bertanggung jawab mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan. Orang yang mengelola ini sering disebut dengan kasir atau pengelola kas kecil.


4. Sistem Pengisian Kembali (Imprest)


Kas kecil biasanya menggunakan sistem pengisian kembali atau imprest system. Dalam sistem ini, ketika saldo kas kecil mencapai batas minimum, kas tersebut akan diisi kembali hingga jumlah tertentu yang sudah ditentukan. Ini membantu perusahaan menjaga keseimbangan dan memastikan dana selalu tersedia untuk kebutuhan mendesak.


5. Pencatatan dan Pengawasan yang Ketat


Meskipun dana yang dikeluarkan melalui kas kecil tergolong kecil, pencatatan dan pengawasannya tetap dilakukan secara ketat. Setiap pengeluaran harus disertai dengan bukti, seperti faktur atau nota, agar pengelolaan kas tetap transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.


6. Tidak Digunakan untuk Pengeluaran Besar


Kas kecil tidak diperuntukkan untuk pengeluaran besar yang memerlukan proses administrasi dan persetujuan dari pihak manajemen. Dana kas kecil hanya digunakan untuk kebutuhan operasional harian dengan nominal yang kecil.


Mengelola kas kecil sangat penting agar perusahaan bisa menangani kebutuhan operasional harian dengan cepat tanpa harus melalui proses yang rumit. Namun, meskipun dana yang dikeluarkan relatif kecil, perusahaan tetap harus menerapkan pengawasan ketat agar kas kecil dapat digunakan dengan efektif dan sesuai dengan peruntukannya.


Fungsi dan Tujuan Kas Kecil


Pada dasarnya, fungsi kas kecil adalah untuk memudahkan pencatatan keuangan dan transaksi di dalam suatu perusahaan. Selain itu, beberapa tujuan dan fungsi dari kas kecil di antaranya:


Fungsi Kas Kecil


1. Menyediakan Dana untuk Pengeluaran Rutin yang Kecil


Kas kecil berfungsi sebagai sumber dana yang siap digunakan untuk kebutuhan operasional rutin dengan nominal yang relatif kecil. Misalnya, membeli perlengkapan kantor seperti alat tulis, membayar biaya parkir, atau ongkos kirim barang. Ini memudahkan kelancaran operasional harian tanpa perlu melakukan prosedur pembayaran melalui bank.


2. Mempercepat Proses Pembayaran


Dengan adanya kas kecil, perusahaan bisa mempercepat proses pembayaran untuk kebutuhan mendesak. Hal ini sangat membantu ketika ada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, tanpa harus menunggu proses pencairan dari kas besar atau transfer bank, yang biasanya memerlukan waktu lebih lama.


3. Meminimalisir Penggunaan Dana Besar untuk Keperluan Kecil


Kas kecil membantu perusahaan menghindari penggunaan dana utama atau kas besar untuk pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil. Dengan memisahkan dana ini, perusahaan bisa lebih teratur dan efisien dalam mengelola keuangan sehari-hari.


4. Mencatat Pengeluaran Kecil Secara Rinci


Kas kecil juga berfungsi sebagai alat untuk mencatat setiap pengeluaran kecil secara detail dan akurat. Dengan pencatatan ini, perusahaan dapat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan dana kas kecil, sehingga lebih mudah untuk melakukan audit keuangan.


Tujuan Kas Kecil


1. Menangani Pengeluaran yang Sifatnya Mendesak


Tujuan utama kas kecil adalah untuk menangani pengeluaran yang mendesak dan tidak bisa ditunda. Misalnya, jika ada kebutuhan mendadak seperti pembelian barang-barang kecil yang habis atau biaya tak terduga, kas kecil dapat digunakan tanpa perlu melalui proses persetujuan yang panjang.


2. Mendukung Kelancaran Operasional Harian


Kas kecil bertujuan untuk mendukung kelancaran operasional harian perusahaan dengan menyediakan dana yang dapat segera digunakan. Hal ini membantu menjaga produktivitas dan memastikan bahwa operasional tidak terhambat oleh hal-hal kecil yang memerlukan biaya.


3. Memudahkan Pengelolaan Pengeluaran Kecil


Dengan adanya kas kecil, pengelolaan pengeluaran kecil menjadi lebih mudah dan terstruktur. Perusahaan tidak perlu mencampurkan pengeluaran kecil dengan kas utama, sehingga keuangan lebih mudah dikontrol dan dikelola.


4. Mengurangi Beban Administrasi untuk Pengeluaran Kecil


Salah satu tujuan kas kecil adalah mengurangi beban administrasi perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran kecil tidak memerlukan proses pengajuan yang panjang atau pencairan dana melalui sistem bank, sehingga administrasi untuk pengeluaran tersebut menjadi lebih sederhana.


Secara keseluruhan, kas kecil berfungsi sebagai alat yang membantu perusahaan menangani pengeluaran rutin yang sifatnya kecil dan mendesak. Dengan tujuan untuk mempermudah operasional harian dan menghindari birokrasi yang berlebihan, kas kecil menjadi bagian penting dalam sistem keuangan perusahaan yang efisien dan terkontrol.



Metode Kas Kecil


Apa saja sistem yang dapat digunakan dalam mengelola kas kecil? Dalam pengelolaan kas kecil, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memastikan dana ini dikelola dengan baik dan transparan. Dua metode utama yang umum digunakan oleh perusahaan dalam mengatur kas kecil adalah metode dana tetap (imprest fund method) dan metode dana tidak tetap (fluctuating fund method). Metode pengelolaan kas kecil terdapat 2 metode kas kecil, sebutkan dan jelaskan 2 metode tersebut!


1. Metode Dana Tetap (Imprest Fund System)


Pengertian:


Metode dana tetap adalah metode di mana jumlah kas kecil ditetapkan dalam nominal tertentu yang relatif konstan. Jumlah tersebut akan diisi ulang kembali setelah dana di dalam kas kecil hampir habis atau mencapai batas minimum yang sudah ditentukan.


Cara Kerja:


  • Perusahaan menetapkan jumlah tertentu untuk kas kecil. Misalnya, Rp 5.000.000.

  • Ketika pengeluaran dilakukan, pengelola kas kecil mencatat setiap transaksi yang terjadi, dan bukti transaksi disimpan sebagai dokumentasi.

  • Pada akhir periode atau ketika kas kecil hampir habis, pengelola kas kecil akan meminta pengisian kembali (reimbursement) sejumlah uang yang sudah digunakan.

  • Setelah pengisian ulang, saldo kas kecil kembali ke jumlah yang ditetapkan, yaitu Rp 5.000.000, dan proses ini berulang.

Kelebihan:


  • Memudahkan kontrol karena jumlah kas kecil selalu tetap dan mudah diaudit.

  • Memastikan bahwa setiap pengeluaran dicatat secara terperinci sehingga memudahkan pengelolaan dan pengawasan.

Kekurangan:


  • Kurang fleksibel karena harus menunggu hingga saldo mencapai batas minimum untuk dilakukan pengisian ulang.

2. Metode Dana Tidak Tetap (Fluctuation Fund System)


Pengertian:


Metode dana tidak tetap atau fluctuating fund system adalah metode di mana jumlah kas kecil tidak ditetapkan dalam nominal tertentu. Pengeluaran dan pengisian kas kecil dilakukan berdasarkan kebutuhan yang bervariasi, sehingga saldo kas kecil bisa naik atau turun secara fluktuatif.


Cara Kerja:


  • Tidak ada jumlah tetap yang ditetapkan untuk kas kecil. Saldo kas kecil akan berubah sesuai dengan pengeluaran yang terjadi.

  • Setiap kali ada pengeluaran, pengelola mencatat transaksi dan dapat langsung meminta pengisian ulang tanpa menunggu hingga saldo mencapai batas minimum.

  • Pengisian ulang dilakukan sesuai kebutuhan dan tidak dalam jumlah yang tetap.

Kelebihan:


  • Lebih fleksibel karena pengisian kas kecil bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus menunggu saldo hampir habis.

  • Cocok untuk perusahaan yang memiliki pengeluaran kecil yang tidak terprediksi atau bervariasi dalam jumlah.

Kekurangan:


  • Sulit untuk diaudit secara terperinci karena saldo kas kecil selalu berubah-ubah, sehingga pengawasan lebih menantang.

  • Risiko penyalahgunaan lebih besar karena tidak ada batas yang jelas mengenai pengeluaran.

Pilihan Metode yang Tepat


Pemilihan metode kas kecil sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan dan jenis operasional yang dijalankan. Jika perusahaan membutuhkan kontrol yang ketat dan pengeluaran yang teratur, metode dana tetap mungkin lebih sesuai. Namun, jika perusahaan memerlukan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menangani pengeluaran mendadak, metode dana tidak tetap bisa menjadi pilihan yang lebih praktis.


Bagaimanapun, kedua metode ini sama-sama memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa dana kecil dikelola dengan baik dan efektif, sambil tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap pengeluaran yang dilakukan.


Komponen dalam Kas Kecil


Kas kecil memiliki beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan dalam pengelolaannya. Komponen-komponen ini membantu perusahaan menjaga transparansi, efisiensi, dan akurasi dalam penggunaan dana kecil untuk kebutuhan operasional sehari-hari. Berikut adalah beberapa komponen penting dalam kas kecil:


1. Saldo Kas Kecil


Saldo kas kecil adalah jumlah uang tunai yang disediakan dan tersedia dalam kas kecil. Jumlah ini bisa berbeda-beda tergantung pada kebutuhan operasional perusahaan. Biasanya, saldo kas kecil ditetapkan pada jumlah tertentu jika menggunakan metode dana tetap, atau dapat bervariasi jika menggunakan metode dana tidak tetap.


Peran:


Saldo kas kecil menjadi dasar untuk mengukur seberapa banyak dana yang tersedia dan kapan kas kecil perlu diisi ulang.


2. Pengelola Kas Kecil


Pengelola kas kecil adalah orang yang ditugaskan untuk mengelola dana kas kecil. Individu ini bertanggung jawab atas penyimpanan, pengeluaran, dan pencatatan setiap transaksi yang terjadi dengan kas kecil.


Peran:


Pengelola kas kecil memastikan setiap pengeluaran dicatat dengan benar dan menyimpan bukti transaksi sebagai dokumentasi. Mereka juga bertanggung jawab dalam meminta pengisian kembali ketika saldo hampir habis.


3. Buku Kas Kecil


Buku kas kecil adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi di kas kecil. Setiap transaksi, baik pengeluaran maupun pengisian ulang, harus dicatat secara rinci dalam buku ini. Informasi yang dicatat mencakup tanggal transaksi, deskripsi pengeluaran, jumlah yang dikeluarkan, dan saldo akhir setelah transaksi.


Peran:


Buku kas kecil membantu dalam pengawasan dan audit kas kecil. Ini memberikan gambaran lengkap mengenai arus keluar masuk dana dalam kas kecil.


4. Bukti Pengeluaran


Setiap transaksi yang melibatkan pengeluaran dana dari kas kecil harus disertai dengan bukti pengeluaran. Bukti ini bisa berupa faktur, nota, atau kuitansi yang menunjukkan secara rinci barang atau jasa yang dibeli, serta jumlah dana yang dikeluarkan.


Peran:


Bukti pengeluaran berfungsi sebagai verifikasi transaksi dan mendukung pencatatan yang dilakukan di buku kas kecil. Ini juga diperlukan untuk audit dan pengisian ulang kas kecil.


5. Formulir Pengisian Kembali (Reimbursement)


Formulir pengisian kembali digunakan ketika saldo kas kecil mencapai batas minimum dan perlu diisi ulang. Formulir ini mencantumkan jumlah yang akan diisi ulang, beserta rincian pengeluaran yang telah terjadi sejak pengisian terakhir. Pengelola kas kecil biasanya menyertakan bukti pengeluaran untuk mendukung formulir ini.


Peran:


Formulir pengisian kembali membantu memastikan bahwa jumlah dana yang diminta sesuai dengan pengeluaran yang tercatat, sehingga proses pengisian ulang dilakukan secara transparan dan akurat.


6. Limit atau Batas Pengeluaran


Kas kecil memiliki batas pengeluaran per transaksi yang ditentukan oleh perusahaan. Batas ini bertujuan untuk menghindari penggunaan kas kecil untuk keperluan pengeluaran yang besar dan tidak sesuai dengan fungsinya.


Peran:


Batas pengeluaran ini memberikan kendali tambahan pada penggunaan dana kas kecil dan membantu memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan kebutuhannya, yaitu untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dan rutin.


7. Petty Cash Voucher


Petty cash voucher adalah dokumen internal yang digunakan untuk mencatat dan menyetujui pengeluaran dari kas kecil sebelum dana tersebut diberikan. Pengelola kas kecil mengisi voucher ini dengan informasi tentang pengeluaran yang akan dilakukan, dan biasanya membutuhkan tanda tangan persetujuan dari atasan atau pihak terkait.


Peran:


Petty cash voucher memastikan bahwa setiap pengeluaran dari kas kecil mendapatkan persetujuan sebelum dana diserahkan, sehingga memberikan lapisan kontrol tambahan.


Komponen-komponen kas kecil di atas berfungsi bersama untuk memastikan bahwa pengelolaan dana kecil dilakukan dengan efisien, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan adanya saldo kas kecil, pengelola yang bertanggung jawab, pencatatan yang akurat melalui buku kas kecil, serta dokumen pendukung seperti bukti pengeluaran dan formulir pengisian kembali, perusahaan dapat menghindari kesalahan dan penyalahgunaan dana kas kecil. Selain itu, batas pengeluaran dan petty cash voucher memberikan kontrol tambahan terhadap penggunaan dana.


Manfaat Kas Kecil


Meski memiliki nominal yang tidak besar, manfaat kas kecil bagi operasional perusahaan ini tidak main-main, lho!


Yup, kas kecil yang dikelola dengan baik dapat memberikan sejumlah manfaat untuk pengembangan perusahaan, mulai dari memenuhi kebutuhan mendesak, memudahkan pencatatan keuangan, hingga meningkatkan layanan untuk pelanggan.


1. Memiliki Dana Cadangan untuk Kebutuhan Mendesak


Manfaat pertama dari kas kecil adalah dapat dijadikan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan mendesak.


Sebagai contoh, saat divisi research and development di perusahaanmutiba-tiba memerlukan bahan tambahan untuk membuat inovasi produk, kas kecil bisa menjadi solusinya.


Selain praktis, mengeluarkan dana dari kas kecil juga lebih cepat karena hanya memerlukan persetujuan dari financial controller dan kasir kas kecil.



2. Memudahkan Pencatatan Keuangan Perusahaan


Dengan adanya kas kecil, laporan keuangan perusahaan tentu akan menjadi lebih mudah dan jelas.


Pasalnya, di dalam pencatatan akuntansi, transaksi yang dikeluarkan dari kas kecil akan dipisah pada satu kategori tersendiri.


3. Meningkatkan Layanan untuk Pelanggan


Manfaat kas kecil pada sebuah perusahaan memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, dengan kas kecil, kamu juga bisa membantu meningkatkan layanan usahamu untuk pelanggan!


Misalnya, kamu dapat menggunakan kas kecil untuk menyediakan konsumsi saat perusahaanmu mengadakan acara workshop.


Contoh Kas Kecil


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kas kecil adalah dana yang memiliki saldo relatif kecil.


Karena itu, dalam mengelola suatu usaha, kamu bisa menggunakan kas kecil ini untuk membeli berbagai kebutuhan yang bersifat mendadak dan memiliki nominal tidak besar.


Beberapa contoh transaksi yang menggunakan kas kecil adalah pembelian alat tulis kantor, biaya pengadaan workshop, reimbursement untuk karyawan, dan lain-lain.


Untuk memahami lebih jelas bagaimana kas kecil digunakan dalam operasional sehari-hari, berikut adalah beberapa contoh pengeluaran yang sering menggunakan dana kas kecil serta cara pencatatannya.


Contoh Pengeluaran Kas Kecil


Pembelian Alat Tulis Kantor


  • Sebuah perusahaan membutuhkan alat tulis seperti pulpen, kertas, dan map. Pengelola kas kecil membeli barang-barang tersebut di toko alat tulis seharga Rp 150.000.

  • Bukti pembelian disimpan dan dicatat dalam buku kas kecil sebagai transaksi pengeluaran.

Biaya Transportasi


  • Karyawan perusahaan yang bertugas melakukan pengiriman dokumen penting memerlukan biaya transportasi taksi sebesar Rp 75.000.

  • Pengelola kas kecil mencatat biaya tersebut, menyimpan nota taksi, dan memastikan saldo kas kecil dikurangi sesuai jumlah yang dibayarkan.

Pembelian Minuman untuk Rapat


  • Pada hari tertentu, perusahaan mengadakan rapat internal dan memerlukan minuman seperti air mineral dan kopi yang dibeli seharga Rp 50.000.

  • Pengeluaran ini dicatat dalam buku kas kecil dengan keterangan "Pembelian minuman untuk rapat", dan bukti pembelian disertakan.

Biaya Fotokopi Dokumen


  • Ada kebutuhan untuk memfotokopi dokumen penting perusahaan, dengan biaya Rp 25.000.

  • Pengelola kas kecil membayar biaya fotokopi, menyimpan struk pembayaran, dan mencatat transaksi tersebut di buku kas kecil.

Pembelian Materi Promosi


  • Perusahaan membeli materi promosi sederhana, seperti brosur atau poster yang harganya Rp 200.000, untuk acara yang akan datang.

  • Bukti transaksi disimpan, dan pengeluaran ini dimasukkan dalam buku kas kecil.

Contoh Pencatatan Kas Kecil


Berikut contoh bagaimana transaksi di atas dicatat dalam buku kas kecil:


Pengertian Kas Kecil: Karakteristik, Metode, Manfaat, Contoh

Contoh pengeluaran kas kecil di atas menunjukkan bagaimana dana ini digunakan untuk kebutuhan operasional harian yang tidak terlalu besar, namun penting untuk kelancaran aktivitas perusahaan.


Dengan pencatatan yang rapi dan penyertaan bukti transaksi, pengelolaan kas kecil bisa berjalan transparan dan efisien.


Cara Mengelola Kas Kecil


Pengelolaan kas kecil yang baik sangat penting agar dana ini bisa digunakan secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan operasional harian perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola kas kecil dengan benar:


1. Menetapkan Jumlah Kas Kecil


Langkah pertama dalam mengelola kas kecil adalah menentukan jumlah dana yang akan disediakan dalam kas kecil. Jumlah ini biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata pengeluaran kecil perusahaan dalam jangka waktu tertentu, seperti satu minggu atau satu bulan. Jumlah ini harus cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari namun tetap terbatas untuk menghindari potensi penyalahgunaan.


Tips:


  • Analisis pengeluaran operasional sebelumnya untuk menentukan jumlah yang ideal.

  • Sesuaikan jumlah dana berdasarkan fluktuasi kebutuhan perusahaan.

2. Menunjuk Pengelola Kas Kecil


Pengelola kas kecil harus ditunjuk untuk memastikan bahwa penggunaan dana ini tercatat dan dipantau secara akurat. Pengelola ini bertanggung jawab atas semua transaksi yang melibatkan kas kecil, termasuk pencatatan, pengeluaran, dan pengisian kembali dana. Pengelola yang dipilih harus seseorang yang teliti dan dapat dipercaya.


Tips:


  • Pilih individu yang memiliki integritas dan pemahaman yang baik tentang administrasi keuangan.

  • Latih pengelola mengenai prosedur dan standar yang berlaku dalam pengelolaan kas kecil.

3. Membuat Buku Kas Kecil


Setiap pengeluaran yang dilakukan dari kas kecil harus dicatat dalam buku kas kecil. Buku kas ini bisa dalam bentuk fisik atau elektronik dan harus mencatat semua detail transaksi, termasuk tanggal, jumlah, jenis pengeluaran, dan saldo setelah pengeluaran dilakukan.


Tips:


  • Gunakan format yang sederhana dan mudah dimengerti.

  • Lakukan pencatatan secara rutin dan segera setelah transaksi terjadi untuk menghindari kesalahan.

4. Menyimpan Bukti Pengeluaran


Setiap pengeluaran dari kas kecil harus disertai dengan bukti seperti kuitansi, faktur, atau nota. Bukti-bukti ini harus disimpan sebagai dokumentasi pendukung pencatatan di buku kas kecil. Jika pengelola kas kecil melakukan pengeluaran, mereka wajib mengumpulkan semua bukti transaksi tersebut.


Tips:


  • Simpan bukti pengeluaran dengan teratur sesuai dengan urutan transaksi.

  • Pastikan semua bukti memiliki informasi yang jelas dan lengkap.

5. Menerapkan Sistem Pengisian Kembali


Perusahaan harus menentukan kapan dan bagaimana kas kecil akan diisi ulang. Pada metode imprest, pengisian kembali dilakukan ketika saldo kas kecil mencapai batas minimum yang sudah ditentukan. Jumlah pengisian ulang harus sesuai dengan total pengeluaran yang telah terjadi, sehingga saldo kas kembali ke jumlah awal yang telah ditetapkan.


Tips:


  • Gunakan formulir pengisian kembali untuk memudahkan pengajuan pengisian ulang.

  • Lakukan pengisian ulang secara berkala agar kas kecil tidak kehabisan dana.

6. Mengontrol Penggunaan Kas Kecil


Untuk memastikan kas kecil digunakan sesuai dengan tujuan, perusahaan harus menetapkan batasan atau aturan mengenai jenis pengeluaran apa saja yang dapat dilakukan dari kas kecil. Penggunaan dana kas kecil harus diawasi secara ketat, dan pengeluaran yang melebihi batas yang ditentukan harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.


Tips:


  • Tetapkan batas pengeluaran maksimum untuk setiap transaksi kas kecil.

  • Tentukan jenis pengeluaran yang diperbolehkan menggunakan kas kecil.

7. Melakukan Rekonsiliasi dan Audit Kas Kecil


Pengelola kas kecil harus secara berkala melakukan rekonsiliasi, yaitu memeriksa saldo kas kecil yang tersisa dan membandingkannya dengan total pengeluaran yang tercatat. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan audit internal terhadap kas kecil untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan atau ketidaksesuaian antara catatan dan dana yang tersedia.


Tips:


  • Lakukan rekonsiliasi secara mingguan atau bulanan.

  • Libatkan pihak ketiga atau auditor internal untuk menghindari potensi konflik kepentingan.

Pengelolaan kas kecil yang baik memerlukan disiplin dalam pencatatan, penyimpanan bukti transaksi, dan pengawasan penggunaan dana. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, perusahaan dapat memastikan bahwa kas kecil digunakan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Selain itu, pengelolaan yang sistematis juga membantu perusahaan menghindari penyalahgunaan dana dan menjaga transparansi keuangan.


Itu dia ulasan lengkap mengenai pengertian kas kecil dalam keuangan perusahaan yang penting untuk diketahui.


Nah, selain mengelola keuangan internal, kamu juga bisa mengembangkan bisnis dengan memperoleh pendanaan dari instrumen investasi, lho!


Salah satu caranya adalah dengan menyimpan dana di DepositoBPR by Komunal. Memang, kenapa harus DepositoBPR by Komunal?

Dengan DepositoBPR by Komunal, kamu bisa memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari deposito pada umumnya. Bahkan, imbal hasil yang dapat diperoleh bisa mencapai 6,75% p.a., lho!


Menyimpan dana di DepositoBPR by Komunal juga terasa lebih praktis, kamu tidak perlu memantau grafik harian secara rutin karena keuntungannya sudah jelas bisa didapatkan dengan risiko yang minim.


Jadi, investasi ini tentu sangat cocok untuk kamu yang lagi sibuk mengurus dan mengembangkan usaha!


Tak perlu ragu lagi, yuk, kembangkan danamu bersama DepositoBPR by Komunal sekarang juga!



share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer