blog
DepositoBPR by Komunal
21 Agustus 2024
Setelah optimisme adanya angin segar terhadap nilai tukar rupiah yang perlahan membaik sejak pertengahan bulan Juli 2024, posisi mata uang garuda ini kembali melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Volatilitas ini telah diproyeksikan menimbang sejumlah fenomena global dan kondisi ekonomi di AS.
Tertarik menyimak informasi lanjutan mengenai harga rupiah yang melemah? Simak penjelasan berikut ini.
Harga rupiah yang melemah telah diproyeksikan oleh sejumlah pengamat dalam negeri. Per hari Rabu (24/7), rupiah melemah dengan penurunan 0,01% atau 1,5 poin ke Rp16.215. Akan tetapi, kondisi ini memburuk dengan rupiah yang dibuka melemah pada Kamis (25/7) ke Rp16.251 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) merilis posisi rupiah ke Rp16.224 per dolar AS pada Rabu (24/7). Kondisi yang terbilang volatil dan bervariasi ini juga bisa dilihat pada mata uang kawasan Asia lainnya. Tercatat dolar Singapura menguat 0,04%, ringgit Malaysia 0,01%, yen Jepang 0,65%, dan won Korea Selatan 0,11%.
Sejumlah analis pasar uang menyatakan bahwa posisi rupiah dan mata uang regional lainnya masih terbilang stagnan terhadap dolar AS. Hal ini berbeda dengan mayoritas mata uang di negara maju yang berada di zona merah, seperti poundsterling Inggris -0,22%, euro Eropa -0,23%, dan dolar Australia -0,25%.
Namun, pemerintah Indonesia masih perlu waspada karena nilai rupiah berpotensi mengalami penurunan lagi hingga level Rp16.310. Lantas, apa penyebab rupiah melemah? Secara garis besar, kondisi ekonomi dan politik di AS adalah penyebab utama terjadinya volatilitas pasar mata uang global, termasuk rupiah. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Salah satu penyebab rupiah melemah adalah ketidakpastian politik menjelang pemilihan presiden (Pilpres) AS. Menjelang perhelatan demokrasi akbar di AS pada tahun 2024 ini, Joe Biden mengumumkan tidak akan mencalonkan dirinya kembali dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju melawan Donald Trump.
Lantas, apa hubungan ketidakpastian ini terhadap nilai rupiah yang turun? Ketidakpastian politik di Amerika Serikat, khususnya menjelang pemilihan presiden, sering kali menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global.
Investor cenderung menghindari aset berisiko dan beralih ke aset yang lebih aman seperti dolar AS. Ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi dan fiskal yang akan diterapkan oleh calon presiden baru membuat investor bersikap hati-hati.
Hal tersebut menyebabkan peningkatan permintaan terhadap dolar AS dan melemahnya nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Data ekonomi AS yang penting, seperti laporan pekerjaan, inflasi, dan pertumbuhan PDB, sangat memengaruhi pasar keuangan global. Per hari ini pada Kamis (25/7), investor masih mengantisipasi pengumuman data tingkat pertumbuhan ekonomi di AS untuk kuartal II 2024 yang akan dirilis nanti malam.
Disusul hari berikutnya, AS juga mengumumkan data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures atau Pengeluaran Konsumsi Pribadi). Investor yang menunggu rilis data ekonomi ini cenderung bersikap hati-hati dan mengalihkan investasinya ke dolar AS sehingga menyebabkan tekanan terhadap mata uang lain termasuk rupiah.
Rupiah melemah juga diproyeksi berasal dari sentimen dalam negeri. Analis masih memantau kondisi utang pemerintah Indonesia yang semakin berada di posisi tidak aman. Mengacu pada data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), utang Indonesia pada Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun.
Rasio angka tersebut sudah mencapai 300% yang lebih tinggi jika dibandingkan pada posisi di 31 Desember 2023 lalu, yaitu 292,6%. Meningkatnya utang pemerintah Indonesia berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.
Kondisi ini bisa menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor tentang kemampuan pembayaran kembali utang negara. Selain itu, pembayaran bunga utang yang tinggi dalam dolar AS dapat meningkatkan permintaan terhadap dolar dan melemahkan nilai tukar rupiah.
Hingga saat ini, analis pasar mata uang masih menilai sikap investor cenderung wait and see terutama dalam menantikan rilis data ekonomi AS. Meski begitu, posisi rupiah masih diprediksi mengalami pelemahan.
Pada dasarnya, mengatur kebijakan fiskal dan memastikan nilai rupiah tetap stabil adalah tanggung jawab pemerintah. Namun, masyarakat Indonesia juga bisa berpartisipasi untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Berikut penjelasannya:
Membeli produk dalam negeri dapat membantu menguatkan nilai tukar rupiah dan mengurangi ketergantungan pada barang impor. Ketika masyarakat lebih banyak membeli produk lokal, permintaan mata uang asing, terutama dolar AS, juga akan berkurang.
Pasalnya, aktivitas impor barang biasanya memerlukan pembayaran dalam mata uang asing. Dengan mendukung produk dalam negeri, masyarakat dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Mencegah pelemahan nilai rupiah juga bisa dilakukan dengan tidak menimbun dolar atau mata uang asing lainnya. Pasalnya, menimbun uang asing menyebabkan permintaan terhadap mata uang tersebut meningkat sehingga melemahkan rupiah.
Dengan menyimpan kekayaan dalam bentuk rupiah dan tidak mengalihkan aset ke dolar, masyarakat dapat membantu mengurangi tekanan pada nilai tukar rupiah. Selain itu, kepercayaan terhadap mata uang nasional juga akan meningkat yang berdampak positif pada stabilitas ekonomi.
Berinvestasi di dalam negeri adalah cara lain yang efektif untuk mendukung nilai tukar rupiah. Ketika masyarakat dan investor lebih memilih menanamkan modalnya di Indonesia, aliran dana asing keluar dapat diminimalkan, dan permintaan terhadap rupiah akan meningkat.
Itulah sekilas pembahasan tentang kondisi rupiah yang melemah di hadapan dolar AS. Secara keseluruhan, kombinasi ketidakpastian politik dan ekonomi di AS serta kondisi domestik yang menantang membuat nilai tukar rupiah mengalami tekanan.
Namun, sebagai warga negara yang baik, kamu juga bisa membantu menguatkan kembali nilai tukar rupiah dengan berinvestasi di dalam negeri. Dari beberapa jenis instrumen, investasi deposito di DepositoBPR by Komunal bisa menjadi #PilihanYangTepat dan #LebihUntung.
Pasalnya, DepositoBPR by Komunal menawarkan bunga hingga 6,75% per tahun. Tidak hanya untung, investasi deposito di BPR juga #LebihAman karena telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar per nasabah per bank.
DepositoBPR by Komunal juga telah berstatus direkomendasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi, kamu tidak perlu khawatir dan ragu lagi terkait legalitasnya. Tunggu apa lagi? Yuk, buka rekening depositomu di DepositoBPR by Komunal sekarang juga!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010