Keputusan Investasi Adalah: Arti, Dasar, Tahapan, dan Tips

blog

Keputusan Investasi Adalah: Arti, Dasar, Tahapan, dan Tips

DepositoBPR by Komunal

10 Agustus 2024

Bagi para investor, keputusan investasi adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan secara matang.


Sebab, keputusan investasi melibatkan alokasi uang dengan harapan dapat memperoleh keuntungan di masa depan.


Adapun aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan keputusan investasi adalah tujuan finansial, profil risiko, dan tingkat pengembalian.

Agar bisa memahaminya dengan lebih baik, yuk simak uraian tentang pengertian keuntungan investasi beserta dasar, tahapan, dan tips melakukannya berikut ini!


Pengertian Keputusan Investasi


Apa itu keputusan investasi? Pengertian keputusan investasi adalah proses pemilihan pengalokasian dana ke dalam bentuk investasi.


Tujuan keputusan investasi adalah membuat penentuan yang bijaksana saat memilih berbagai alternatif instrumen investasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti risiko.


Umumnya, keputusan investasi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer keuangan sebelum mengalokasikan dana perusahaan ke berbagai jenis instrumen.


Meskipun begitu, keputusan investasi bisa juga dilakukan oleh investor perseorangan atau individu tanpa terikat dengan suatu perusahaan.


Jenis Sifat Keputusan Investasi


Keputusan investasi adalah langkah penting yang diambil oleh individu atau organisasi dalam mengalokasikan sumber daya, terutama modal, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Sifat keputusan investasi dapat bervariasi tergantung pada tujuan, jangka waktu, risiko, dan konteks dari investasi tersebut. Adapun jenis sifat keputusan investasi adalah:


1. Keputusan Investasi Berdasarkan Jangka Waktu


Investasi Jangka Pendek:


Investasi jangka pendek adalah keputusan untuk mengalokasikan dana ke instrumen investasi yang memiliki jangka waktu relatif singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Contohnya termasuk deposito berjangka, reksa dana pasar uang, atau surat utang jangka pendek. Sifat keputusan ini cenderung mengutamakan likuiditas dan keamanan, dengan ekspektasi pengembalian yang lebih rendah namun stabil.


Investasi Jangka Panjang:


Investasi jangka panjang melibatkan alokasi dana ke aset yang diharapkan memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang lebih panjang, biasanya lebih dari lima tahun. Contohnya termasuk saham, obligasi jangka panjang, dan real estate. Sifat keputusan ini cenderung lebih fokus pada pertumbuhan nilai investasi dan potensi keuntungan yang lebih tinggi, meskipun dengan risiko yang lebih besar.


2. Keputusan Investasi Berdasarkan Tujuan


Investasi untuk Pendapatan:


Keputusan investasi yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan tetap atau arus kas reguler. Contoh dari investasi ini termasuk obligasi, properti sewa, atau saham yang memberikan dividen. Sifat keputusan ini biasanya mengutamakan stabilitas dan keamanan, dengan risiko yang lebih rendah dan pengembalian yang lebih konsisten.


Investasi untuk Pertumbuhan:


Keputusan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai modal melalui apresiasi aset. Contohnya adalah saham perusahaan yang diharapkan tumbuh pesat atau investasi dalam start-up teknologi. Sifat keputusan ini lebih agresif, dengan risiko yang lebih tinggi namun dengan potensi pengembalian yang juga lebih tinggi.


3. Keputusan Investasi Berdasarkan Risiko


Investasi Konservatif:


Keputusan investasi yang mengutamakan keamanan modal dan menghindari risiko besar. Biasanya, investor konservatif akan memilih instrumen investasi yang lebih stabil seperti obligasi pemerintah atau deposito berjangka. Sifat keputusan ini cenderung memberikan pengembalian yang lebih rendah, namun dengan risiko kerugian yang minimal.


Investasi Moderat:


Keputusan investasi yang mencoba menyeimbangkan antara risiko dan pengembalian. Investor dengan sifat moderat mungkin akan mengalokasikan dana ke kombinasi aset, seperti saham blue-chip dan obligasi korporasi, untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan modal dan keamanan.


Investasi Agresif:


Keputusan investasi yang siap mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapatkan pengembalian yang tinggi pula. Contohnya adalah investasi dalam saham perusahaan kecil atau investasi di pasar negara berkembang. Sifat keputusan ini cenderung lebih berisiko, dengan kemungkinan kerugian yang lebih besar, namun juga dengan potensi keuntungan yang tinggi.


4. Keputusan Investasi Berdasarkan Likuiditas


Investasi Likuid:


Keputusan investasi yang fokus pada aset yang mudah dicairkan atau dijual kembali tanpa kehilangan nilai signifikan. Contoh dari investasi likuid termasuk saham di pasar sekunder, reksa dana pasar uang, dan deposito. Sifat keputusan ini mengutamakan fleksibilitas dan kemudahan akses terhadap dana.


Investasi Tidak Likuid:


Keputusan investasi pada aset yang sulit atau memerlukan waktu lebih lama untuk dicairkan. Contohnya termasuk real estate, seni, atau investasi dalam bisnis swasta. Sifat keputusan ini biasanya lebih cocok untuk jangka panjang, dengan potensi pengembalian yang tinggi tetapi dengan keterbatasan akses terhadap dana.


5. Keputusan Investasi Berdasarkan Proyek


Dalam konteks keputusan investasi, proyek-proyek yang dipertimbangkan oleh perusahaan atau individu dapat dikategorikan menjadi independent project dan mutually exclusive project. Memahami perbedaan antara kedua jenis proyek ini penting untuk membuat keputusan investasi yang bijak. Berikut penjelasan tentang masing-masing jenis proyek:


1. Independent Project


Independent project adalah proyek investasi yang tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya, keputusan untuk menerima atau menolak satu proyek tidak akan mempengaruhi keputusan terhadap proyek lainnya. Jika perusahaan memiliki sumber daya yang cukup, mereka dapat memilih untuk menjalankan beberapa proyek independent secara bersamaan, selama proyek tersebut memenuhi kriteria penerimaan, seperti tingkat pengembalian yang diharapkan atau net present value (NPV) yang positif.


Contoh:


Misalkan sebuah perusahaan memiliki dua proyek yang tidak terkait—misalnya, proyek A adalah proyek peningkatan sistem IT perusahaan, sementara proyek B adalah pembelian peralatan produksi baru. Kedua proyek ini dapat dievaluasi dan diputuskan secara independen. Jika keduanya menguntungkan, perusahaan dapat memilih untuk melaksanakan kedua proyek tersebut tanpa ada konflik antara satu dengan yang lain.


Karakteristik Utama:


  • Proyek dapat diterima atau ditolak tanpa mempengaruhi proyek lainnya.

  • Beberapa proyek dapat dilakukan secara bersamaan jika sumber daya mencukupi.

  • Keputusan berdasarkan manfaat absolut dari setiap proyek.

2. Mutually Exclusive Project


Mutually exclusive project adalah proyek-proyek yang saling bersaing satu sama lain, di mana hanya satu proyek yang dapat dipilih dan dijalankan. Dengan kata lain, menerima satu proyek berarti secara otomatis menolak proyek lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena proyek-proyek tersebut menggunakan sumber daya yang sama atau karena hanya satu proyek yang dapat dijalankan secara optimal pada suatu waktu.


Contoh:


Misalkan sebuah perusahaan harus memilih antara dua proyek pembangunan pabrik—proyek A di lokasi X dan proyek B di lokasi Y. Karena keterbatasan sumber daya atau strategi perusahaan, hanya satu pabrik yang dapat dibangun. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih proyek yang memberikan nilai paling besar, dan memilih proyek A berarti menolak proyek B, atau sebaliknya.


Karakteristik Utama:


  • Hanya satu proyek yang dapat diterima, sehingga proyek lainnya harus ditolak.

  • Proyek bersaing untuk sumber daya yang sama atau memberikan hasil yang saling meniadakan.

  • Keputusan diambil berdasarkan manfaat relatif, dengan memilih proyek yang menawarkan nilai tertinggi.

3. Perbedaan Utama Antara Independent dan Mutually Exclusive Projects


Pengaruh Terhadap Proyek Lain:


Independent project tidak saling mempengaruhi, sementara mutually exclusive project saling bersaing, di mana memilih satu berarti menolak yang lain.


Jumlah Proyek yang Bisa Dipilih:


Dalam independent project, beberapa proyek dapat dipilih sekaligus, asalkan semuanya memenuhi kriteria kelayakan. Sebaliknya, dalam mutually exclusive project, hanya satu proyek yang dapat dipilih.


Pendekatan Evaluasi:


Independent project dievaluasi berdasarkan nilai absolut yang dihasilkan oleh masing-masing proyek, sedangkan mutually exclusive project dievaluasi secara komparatif untuk menentukan mana yang memberikan nilai terbaik.


Baca juga: Kenali Perbedaan Deposito dan Tabungan serta 5 Keuntungannya

Dasar-dasar Keputusan Investasi


Apa saja dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi? Dasar atau indikator keputusan investasi adalah berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengalokasikan aset ke berbagai instrumen.


Adapun dasar dasar keputusan investasi adalah:


1. Tingkat Return


Return dalam dunia investasi merujuk pada keuntungan atau tingkat pengembalian setelah mengalokasikan dananya ke sebuah aset.


Dalam konteks manajemen investasi, ada 2 jenis return yang perlu diketahui, yaitu:


  • Return yang diharapkan. Seperti namanya, return jenis ini merupakan tingkat pengembalian yang diantisipasi oleh investor di masa mendatang.

  • Return yang sebenarnya.Return jenis ini dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian yang sungguh diperoleh investor di masa lalu.

2. Tingkat Risiko


Berbeda dengan return, risiko dapat didefinisikan sebagai kerugian yang akan dialami investor saat berinvestasi.


Kerugian dalam berinvestasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan biasanya terjadi secara tak terduga.


Tiap investor tentunya berharap tidak mendapatkan kerugian. Jadi, diperlukan analisis pasar dan strategi investasi yang matang agar kerugian dapat diantisipasi atau diminimalisasi.


3. Hubungan antara Return dan Risiko


Hubungan antara return dan risiko juga merupakan salah satu dasar keputusan investasi. Adapun hubungan yang dimaksud di sini bersifat linier.


Jadi, makin besar risiko suatu aset investasi, maka return yang diharapkan pun lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya.



Tahapan Keputusan Investasi


Berikut ini tahapan yang perlu dilakukan dalam membuat keputusan investasi:


1. Menentukan Tujuan Berinvestasi


Sebelum berinvestasi, pastikan seseorang atau perusahaan telah menetapkan tujuan keuangan yang ingin dicapai.


Tujuan yang dimaksud di sini dapat berupa menikah, membangun rumah, atau membeli mobil. Bagi perusahaan, tujuan investasi mungkin saja melakukan ekspansi bisnis atau menambah lini produk baru.


Dengan menentukan tujuan investasi, maka langkah dan strategi yang perlu dilakukan selanjutnya akan lebih mudah diputuskan.


Misalnya, jika tujuan berinvestasi adalah untuk menikah 10 tahun kemudian, maka kamu dapat memilih aset yang memiliki risiko sedang atau moderat dengan return tinggi.


2. Penentuan Alokasi Aset Investasi


Tahapan yang kedua adalah mulai menentukan alokasi aset dan pendistribusian dana, entah itu saham, obligasi, atau deposito.


Tentunya, alokasi aset investasi ini ditentukan berdasarkan tujuan finansial, profil risiko, dan tingkat return yang diharapkan.


3. Perencanaan Strategi Portofolio


Dalam merencanakan strategi portofolio, terdapat dua cara yang bisa dilakukan, yaitu:


  • Strategi portofolio aktif. Strategi ini berarti berinvestasi dengan memanfaatkan berbagai ketersediaan informasi dan melakukan teknik-teknik analisis secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.

  • Strategi portofolio pasif. Strategi ini hanya mempertimbangkan kinerja dari indeks pasar modal.

4. Pemilihan Aset Investasi


Tahap selanjutnya dalam melakukan keputusan investasi adalah pemilihan aset yang akan dimasukkan pada portofolio.


Pada tahap ini, investor perlu melakukan evaluasi pada tiap sekuritas yang ingin dimasukkan ke dalam portofolionya.


Dengan dilakukannya tahap ini, maka diharapkan akan tercapai kombinasi portofolio yang efisien dan sesuai keinginan atau kebutuhan.


5. Evaluasi Kinerja Portofolio


Tahap final dalam melakukan keputusan investasi adalah mengevaluasi kinerja portofolio untuk menentukan kelayakan.


Apabila setelah dilakukan evaluasi ternyata hasilnya kurang sesuai dengan harapan, maka keputusan investasi perlu dimulai lagi dari tahap pertama.



Tips Melakukan Keputusan Investasi dengan Tepat


Bagaimana proses investasi? Agar keputusan investasi dapat dilakukan secara lebih tepat dan rasional, berikut proses keputusan investasi yang bisa kamu lakukan:


1. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas


Sebelum memulai investasi, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas. Apakah Anda berinvestasi untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli properti? Tujuan investasi akan menentukan jenis instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Tujuan yang jelas juga membantu Anda dalam menilai apakah suatu investasi sejalan dengan target waktu dan tingkat risiko yang Anda siap tanggung.


2. Menentukan Profil Risiko Investasi


Tips pertama agar kamu dapat melakukan keputusan investasi dengan tepat adalah mengetahui apa profil risiko yang dapat ditoleransi.


Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana kamu siap menghadapi fluktuasi pasar atau potensi kerugian dari berinvestasi.


Selain itu, menentukan profil risiko investasi juga dilakukan agar dapat melakukan pengalokasian dana untuk aset yang tepat.


3. Hitung Potensi Keuntungan dan Risiko


Menghitung potensi keuntungan dan risiko juga perlu dilakukan tiap investor agar dapat mengevaluasi secara menyeluruh kelayakan investasi yang akan dipilih.


Jadi, dengan mengetahui secara jelas gambaran keuntungan dan risiko yang akan diperoleh, kamu bisa membuat keputusan investasi secara lebih rasional.


4. Melakukan Diversifikasi Portofolio


Tips selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalisasi kerugian.


Diversifikasi portofolio adalah salah satu strategi investasi dengan cara mengalokasikan dana ke beberapa instrumen.


Jadi misalnya, ketika seorang investor mengalami capital loss pada salah satu instrumen, maka keuntungan yang didapat tidak akan terlalu besar karena masih ada cadangan dana di aset investasi lain.


5. Lakukan Riset dan Dapatkan Informasi yang Memadai


Sebelum mengambil keputusan investasi, pastikan Anda telah melakukan riset dan mengumpulkan informasi yang memadai tentang instrumen investasi tersebut. Baca laporan keuangan, analisis pasar, dan berita terkini terkait investasi yang Anda minati. Memiliki pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi investasi Anda akan membantu dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi dan mengurangi risiko kerugian.


6. Pertimbangkan Jangka Waktu Investasi


Jangka waktu investasi sangat penting dalam menentukan jenis investasi yang tepat. Jika Anda berinvestasi untuk tujuan jangka panjang, seperti pensiun, Anda mungkin lebih bersedia mengambil risiko lebih tinggi dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar. Namun, jika tujuan Anda adalah jangka pendek, investasi dengan risiko lebih rendah dan likuiditas tinggi mungkin lebih sesuai. Selalu pertimbangkan jangka waktu ketika memilih investasi agar sesuai dengan kebutuhan dan rencana keuangan Anda.


7. Hindari Keputusan Emosional


Investasi sering kali dipengaruhi oleh fluktuasi pasar yang bisa memicu keputusan emosional, seperti menjual aset saat harga turun atau membeli saat harga sedang naik tinggi. Penting untuk tetap tenang dan disiplin, serta mengikuti rencana investasi yang telah Anda buat sebelumnya. Keputusan yang didasarkan pada emosi cenderung berisiko dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar.


8. Evaluasi dan Tinjau Portofolio Secara Berkala


Investasi bukanlah aktivitas yang sekali dilakukan dan kemudian dilupakan. Evaluasi portofolio Anda secara berkala untuk memastikan bahwa alokasi aset Anda masih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda. Tinjauan rutin juga memungkinkan Anda untuk menyesuaikan strategi investasi jika kondisi pasar atau situasi keuangan pribadi Anda berubah.


9. Konsultasikan dengan Ahli Keuangan


Jika Anda merasa tidak yakin atau kurang berpengalaman dalam investasi, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau penasihat investasi. Mereka dapat memberikan panduan berdasarkan kondisi keuangan dan tujuan Anda, serta membantu Anda membuat keputusan yang lebih terinformasi dan sesuai dengan profil risiko Anda.


10. Kenali Karakter Pribadi saat Berinvestasi


Umumnya, karakter seorang investor dalam berinvestasi terbagi menjadi tiga, yaitu:


1. Investor Konservatif


Investor konservatif cenderung sangat berhati-hati dalam mengambil risiko. Mereka lebih fokus pada pelestarian modal daripada mengejar pertumbuhan tinggi. Biasanya, investor dengan karakter ini memilih instrumen investasi yang dianggap aman dan stabil, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang.


Ciri-ciri:


  • Menghindari risiko tinggi.

  • Memilih investasi dengan pengembalian yang stabil dan dapat diprediksi.

  • Lebih fokus pada perlindungan modal daripada pertumbuhan.

  • Cenderung lebih tua atau memiliki kebutuhan likuiditas tinggi.

Contoh Investasi:


  • Obligasi pemerintah

  • Deposito berjangka

  • Reksa dana pasar uang

2. Investor Moderat


Investor moderat adalah mereka yang mencari keseimbangan antara risiko dan pengembalian. Mereka bersedia mengambil beberapa risiko, tetapi tetap berhati-hati. Investor moderat biasanya memiliki portofolio yang terdiri dari kombinasi aset, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana, untuk mencapai pertumbuhan dengan tetap menjaga stabilitas.


Ciri-ciri:


  • Mengambil risiko yang terkendali untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi.

  • Mencari keseimbangan antara pertumbuhan modal dan pelestarian modal.

  • Cenderung memiliki portofolio yang terdiversifikasi.

  • Biasanya berada di tengah usia atau memiliki tujuan jangka menengah.

Contoh Investasi:


  • Saham blue-chip

  • Obligasi korporasi

  • Reksa dana campuran

3. Investor Agresif


Investor agresif adalah mereka yang siap mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan potensi pengembalian yang lebih besar. Mereka lebih fokus pada pertumbuhan modal dan sering kali memilih investasi yang lebih volatil, seperti saham pertumbuhan atau investasi di pasar negara berkembang. Investor dengan karakter ini biasanya memiliki jangka waktu investasi yang lebih panjang dan toleransi risiko yang tinggi.


Ciri-ciri:


  • Bersedia mengambil risiko besar untuk potensi pengembalian yang tinggi.

  • Fokus pada pertumbuhan modal dalam jangka panjang.

  • Cenderung berinvestasi dalam aset yang lebih volatil dan berisiko.

  • Biasanya lebih muda dan memiliki tujuan investasi jangka panjang.

Contoh Investasi:


  • Saham pertumbuhan (growth stocks)

  • Investasi di pasar negara berkembang

  • Start-up atau venture capital

Itulah dia penjelasan lengkap tentang keputusan investasi, mencakup pengertian, dasar atau indikator, tahapan, dan tips melakukannya secara tepat.


Analisis Keputusan Investasi


Analisis keputusan investasi adalah proses evaluasi terhadap berbagai pilihan investasi untuk menentukan yang paling menguntungkan atau sesuai dengan tujuan keuangan. Proses ini melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik dalam hal risiko, pengembalian, dan kesesuaian dengan tujuan investor. Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis keputusan investasi:


1. Mengidentifikasi Pilihan Investasi


Langkah pertama dalam analisis keputusan investasi adalah mengidentifikasi semua pilihan investasi yang tersedia. Ini bisa mencakup saham, obligasi, reksa dana, properti, dan investasi lainnya. Setiap pilihan investasi memiliki karakteristik, risiko, dan potensi pengembalian yang berbeda, yang harus dipertimbangkan dalam analisis.


Langkah:


  • Melakukan riset untuk mengidentifikasi berbagai instrumen investasi.

  • Menyusun daftar investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda.

2. Menganalisis Risiko dan Pengembalian


Setiap investasi memiliki tingkat risiko dan potensi pengembalian yang berbeda. Analisis ini melibatkan penilaian terhadap risiko yang terkait dengan setiap pilihan investasi dan potensi pengembalian yang bisa diharapkan. Pengukuran risiko dapat melibatkan volatilitas, nilai varians, atau beta dalam konteks investasi saham, sedangkan pengembalian dapat diukur melalui dividen, bunga, atau pertumbuhan nilai aset.


Langkah:


  • Menghitung pengembalian historis atau yang diharapkan untuk setiap investasi.

  • Menganalisis risiko dengan melihat variabilitas pengembalian atau potensi kerugian.

  • Membandingkan rasio risiko terhadap pengembalian untuk menilai investasi mana yang memberikan kompensasi risiko terbaik.

3. Evaluasi Kesesuaian dengan Profil Risiko dan Tujuan


Setelah risiko dan pengembalian dianalisis, langkah berikutnya adalah mengevaluasi apakah investasi tersebut sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan investor. Ini melibatkan penilaian apakah investasi tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan sebelumnya, seperti jangka waktu investasi, likuiditas, dan toleransi risiko.


Langkah:


  • Menilai apakah risiko yang terlibat dalam investasi dapat diterima berdasarkan profil risiko Anda.

  • Memastikan bahwa investasi tersebut sesuai dengan jangka waktu dan tujuan keuangan Anda.

4. Menggunakan Teknik Analisis Keuangan


Untuk membuat keputusan yang lebih informatif, investor dapat menggunakan berbagai teknik analisis keuangan, seperti:


  • Net Present Value (NPV): Menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari investasi untuk menentukan apakah investasi tersebut memberikan nilai lebih dari biaya yang dikeluarkan.

  • Internal Rate of Return (IRR): Menghitung tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi untuk membandingkan dengan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan.

  • Payback Period: Mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan.

  • Profitability Index (PI): Menghitung rasio antara manfaat yang diharapkan dari investasi dan biaya investasi untuk menilai profitabilitas.

5. Membandingkan Alternatif Investasi


Langkah selanjutnya adalah membandingkan berbagai alternatif investasi yang telah dianalisis. Ini melibatkan perbandingan risiko, pengembalian, likuiditas, dan kesesuaian dengan tujuan. Investasi dengan rasio risiko-imbalan terbaik atau yang paling sesuai dengan tujuan investor akan dipilih.


Langkah:


  • Membandingkan hasil analisis risiko dan pengembalian dari setiap pilihan investasi.

  • Menentukan investasi mana yang memberikan nilai terbaik sesuai dengan kriteria Anda.

6. Mengambil Keputusan Investasi


Setelah semua analisis dilakukan, investor harus membuat keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Ini melibatkan pemilihan investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuangan, profil risiko, dan kondisi pasar saat ini.


Langkah:


  • Memilih investasi atau kombinasi investasi yang terbaik berdasarkan analisis.

  • Mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan yang diambil.

7. Pemantauan dan Evaluasi Berkala


Investasi bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali saja. Setelah keputusan investasi dibuat, penting untuk terus memantau kinerja investasi dan melakukan evaluasi berkala. Ini memungkinkan penyesuaian terhadap portofolio investasi jika kondisi pasar berubah atau jika tujuan keuangan Anda berubah.


Langkah:


  • Melakukan pemantauan rutin terhadap kinerja investasi.

  • Melakukan penyesuaian terhadap portofolio jika diperlukan berdasarkan perubahan kondisi atau tujuan.

Dengan mengikuti proses analisis keputusan investasi ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan strategis. Analisis yang baik membantu meminimalkan risiko, memaksimalkan pengembalian, dan memastikan bahwa investasi yang Anda pilih sesuai dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang Anda.


Contoh Keputusan Investasi


Investasi dalam bisnis retail membutuhkan pertimbangan matang karena melibatkan alokasi dana yang signifikan dan potensi risiko yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, adapun contoh keputusan investasi adalah.


1. Analisis Pasar


Langkah pertama dalam mengambil keputusan investasi adalah melakukan analisis pasar. Analisis ini mencakup pemahaman mengenai tren pasar, kebutuhan konsumen, dan potensi pertumbuhan. Penting untuk memahami apakah pasar yang dituju sedang berkembang atau stagnan. Dengan demikian, investor dapat memproyeksikan potensi keuntungan dan mengidentifikasi risiko yang mungkin dihadapi.


2. Kondisi Keuangan Perusahaan


Sebelum melakukan investasi, sangat penting untuk memeriksa kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas harus dianalisis secara menyeluruh. Dengan memahami kesehatan keuangan perusahaan, investor dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola investasi dan memberikan imbal hasil yang diharapkan.


3. Tim Manajemen


Tim manajemen yang kompeten dan berpengalaman merupakan faktor kunci dalam kesuksesan suatu investasi. Oleh karena itu, menilai kredibilitas dan track record tim manajemen adalah langkah yang tak boleh diabaikan. Investor perlu memastikan bahwa tim yang akan mengelola bisnis tersebut memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


4. Risiko dan Mitigasi


Setiap investasi memiliki risiko, baik itu risiko pasar, operasional, atau keuangan. Oleh karena itu, investor perlu mengidentifikasi semua potensi risiko yang ada dan menyusun strategi mitigasi yang tepat. Dengan memiliki rencana mitigasi yang kuat, risiko kerugian dapat diminimalkan.


5. Return on Investment (ROI)


Salah satu poin utama dalam keputusan investasi adalah menghitung Return on Investment (ROI). ROI adalah ukuran keuntungan yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Investor perlu memastikan bahwa ROI yang diharapkan sebanding dengan risiko yang diambil. Penghitungan ROI yang akurat akan membantu investor dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi.


6. Keberlanjutan dan Etika Bisnis


Aspek keberlanjutan dan etika bisnis semakin menjadi perhatian dalam keputusan investasi modern. Investasi dalam perusahaan yang memiliki praktik bisnis berkelanjutan dan beretika tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Oleh karena itu, menilai aspek ini dapat menjadi pertimbangan tambahan yang bernilai.


Pada intinya, keputusan investasi adalah proses decision making dalam mengalokasikan dananya dengan harapan memperoleh keuntungan yang besar.


Dalam melakukan keputusan investasi, ada beberapa aspek yang perlu kamu pertimbangkan, salah satunya adalah tingkat toleransi risiko.


Nah, kalau kamu tertarik untuk berinvestasi tanpa risiko dengan return yang cukup tinggi, buka saja deposito di aplikasi DepositoBPR by Komunal.


Sebab, ada imbal hasil yang untung hingga mencapai 6,75% p.a per tahun jika membuka deposito di DepositoBPR by Komunal.


Eits, menyimpan dana di sini tidak memerlukan analisis pasar modal yang sulit dan menghabiskan banyak waktu, lho, karena sudah pasti akan untung!


Bagaimana, apakah kamu tertarik? Yuk, nikmati #SimpananRasaInvestasi bersama DepositoBPR by Komunal!


Jika butuh informasi lebih lanjut, segera kunjungi layanan pelanggan melalui website resmi DepositoBPR by Komunal atau hubungi WhatsApp resmi kami.


share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer