Quick Ratio: Arti, Fungsi, Rumus, dan Cara Menghitungnya

blog

Quick Ratio: Arti, Fungsi, Rumus, dan Cara Menghitungnya

DepositoBPR by Komunal

08 November 2024

Salah satu hal yang perlu diketahui oleh perusahaan untuk melihat likuiditas dan kondisi keuangannya adalah dengan cara menghitung quick ratio.


Pasalnya, melalui proses perhitungan quick ratio, kamu bisa mengetahui kondisi arus kas dalam perusahaan.

Dengan begitu, perusahaan bisa segera mencari solusi untuk mencegah terjadinya kerugian finansial apabila diketahui jika nilai quick ratio berada di bawah angka satu.


Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang cara menghitung quick ratio, baca artikel ini sampai akhir!


Apa itu Quick Ratio?


Sebelum membahas lebih lanjut tentang cara menghitung quick ratio, sebaiknya pahami dulu pengertiannya.


Rasio cepat atau quick ratio adalah suatu cara yang biasa dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur likuiditas pada pusat investasi, proyek, serta keuntungannya.


Ciri khas dari quick ratio adalah proses perhitungannya menggunakan kas dan item yang setara dengannya untuk diinterpretasikan.


Di samping itu, dalam menghitung quick ratio, kamu juga harus mengabaikan item-item lain yang proses perhitungannya tidak cepat, seperti persediaan barang.


Sebab, prinsip quick ratio adalah menghitung rasio aset perusahaan dengan cepat agar bisa mengetahui labanya.


Fungsi Quick Ratio


Quick Ratio atau rasio cepat adalah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset yang paling likuid, seperti kas, piutang, dan surat berharga. Quick Ratio dihitung dengan membagi total aset lancar (dikurangi persediaan) dengan total kewajiban lancar. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama dari quick ratio bagi perusahaan:


1. Membantu Membayar Kewajiban Jangka Pendek


Quick Ratio memberikan gambaran apakah perusahaan memiliki cukup aset likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa perlu menjual persediaan. Ini penting untuk menjaga kepercayaan kreditor dan pemegang saham terhadap kesehatan keuangan perusahaan.


2. Membandingkan Total Persediaan Keuangan dengan Modal Kerja


Quick Ratio memungkinkan perbandingan langsung antara persediaan aset likuid dan modal kerja. Dengan ini, perusahaan bisa mengetahui apakah mereka memiliki dana yang cukup untuk kebutuhan operasional sehari-hari tanpa mengandalkan persediaan.


3. Menilai Kemampuan Perusahaan dalam Melunasi Utang


Perusahaan dapat menggunakan quick ratio untuk menilai apakah mereka memiliki aset yang cukup untuk melunasi utang tanpa penundaan. Semakin tinggi rasio, semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya.


4. Tolok Ukur untuk Merencanakan Kas dan Utang di Masa Depan


Quick Ratio berfungsi sebagai acuan penting dalam perencanaan keuangan, terutama dalam merencanakan penggunaan kas dan strategi utang. Dengan memperhatikan rasio ini, perusahaan dapat menentukan kapan harus menambah atau mengurangi utang.


5. Mengetahui Posisi dan Kondisi Likuiditas Perusahaan


Quick Ratio membantu perusahaan memahami posisi dan kondisi likuiditasnya. Dengan membandingkan quick ratio dari periode ke periode, perusahaan bisa melihat perubahan situasi keuangannya dan menentukan apakah likuiditasnya mengalami peningkatan atau penurunan.


6. Mengidentifikasi Kelebihan dan Kekurangan dalam Komponen Utang dan Aktiva Lancar


Perhitungan quick ratio dapat membantu manajemen dalam melihat komponen mana yang perlu ditingkatkan atau dikurangi untuk menjaga stabilitas keuangan. Jika quick ratio terlalu rendah, perusahaan mungkin perlu menambah kas atau mengurangi utang jangka pendek.


7. Meningkatkan Motivasi Manajemen dalam Meningkatkan Kinerja


Quick Ratio bisa menjadi motivasi bagi manajemen untuk menjaga dan meningkatkan likuiditas perusahaan. Dengan target quick ratio tertentu, tim manajemen dapat termotivasi untuk mengelola kas dan piutang secara lebih efektif serta meningkatkan efisiensi operasional.


Quick Ratio adalah salah satu indikator penting yang dapat membantu manajemen dan pemangku kepentingan dalam memahami serta mengelola likuiditas perusahaan. Rasio ini tidak hanya memberikan gambaran terhadap kesehatan finansial tetapi juga menjadi dasar dalam perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan strategis.



Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio


Current Ratio dan Quick Ratio adalah dua rasio likuiditas yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Meskipun memiliki tujuan yang mirip, kedua rasio ini memiliki perbedaan dalam cara perhitungannya dan komponen yang digunakan. Berikut adalah penjelasan perbedaan antara Current Ratio dan Quick Ratio:


1. Definisi


  • Current Ratio: Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan total aset lancar. Rasio ini memperhitungkan seluruh aset lancar, termasuk persediaan.

  • Quick Ratio: Rasio yang lebih ketat dalam menilai likuiditas perusahaan, hanya menggunakan aset paling likuid seperti kas, piutang, dan surat berharga, tanpa memperhitungkan persediaan.

2. Rumus Perhitungan


  • Current Ratio:

Current Ratio=Aset Lancar/Kewajiban Lancar


Current Ratio mencakup seluruh aset lancar seperti kas, piutang, persediaan, dan aset lancar lainnya.


  • Quick Ratio:

Quick Ratio=Aset Lancar−Persediaan/Kewajiban Lancar


Quick Ratio menghitung aset lancar yang paling mudah dikonversi menjadi kas, seperti kas, piutang, dan surat berharga, namun tidak termasuk persediaan.


3. Komponen yang Digunakan


  • Current Ratio: Menghitung seluruh aset lancar, termasuk persediaan. Oleh karena itu, ini mencakup komponen yang mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi kas.

  • Quick Ratio: Menggunakan aset lancar yang lebih likuid dan tidak termasuk persediaan. Persediaan dianggap kurang likuid karena mungkin memerlukan waktu atau diskon untuk dijual dan dikonversi menjadi kas.

4. Tingkat Keakuratan dalam Menilai Likuiditas


  • Current Ratio: Memberikan gambaran umum mengenai likuiditas perusahaan dengan asumsi bahwa seluruh aset lancar dapat dikonversi menjadi kas dengan mudah. Namun, karena mencakup persediaan, yang mungkin tidak secepat itu dikonversi menjadi kas, ini mungkin memberikan hasil yang terlalu optimis.

  • Quick Ratio: Memberikan penilaian likuiditas yang lebih akurat dan konservatif karena hanya mempertimbangkan aset yang paling likuid. Oleh karena itu, Quick Ratio dianggap sebagai indikator yang lebih realistis dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

5. Penggunaan dan Relevansi


  • Current Ratio: Cocok untuk perusahaan yang menjual barang dagangan dengan rotasi persediaan yang cepat. Contohnya adalah perusahaan ritel yang persediaannya cenderung cepat laku. Rasio ini relevan jika persediaan dipandang mudah dijual dan memiliki likuiditas tinggi.

  • Quick Ratio: Lebih relevan untuk perusahaan yang tidak dapat dengan mudah mengonversi persediaannya menjadi kas dalam waktu singkat. Perusahaan manufaktur, misalnya, mungkin memilih Quick Ratio karena persediaan bahan baku atau produk jadi bisa membutuhkan waktu untuk dijual.

6. Tingkat Ideal


  • Current Ratio: Rasio ideal biasanya berada di atas 1, tetapi angka yang lebih tinggi dianggap lebih aman, sekitar 1,5 hingga 2.

  • Quick Ratio: Angka di atas 1 dianggap baik, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset likuid yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya tanpa bergantung pada persediaan.

Secara keseluruhan, Current Ratio adalah indikator likuiditas yang lebih longgar karena mencakup persediaan dalam aset lancar, sementara Quick Ratio adalah indikator yang lebih ketat dan konservatif, fokus pada aset paling likuid. Perusahaan sering menggunakan kedua rasio ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang likuiditas mereka.


Rumus Quick Ratio


Nah, sebelum melanjutkan pembahasan tentang cara menghitung quick ratio, sebaiknya ketahui terlebih dahulu rumusnya.


Pada dasarnya, terdapat dua rumus quick ratio, yaitu melalui perhitungan kas dan piutang serta aktiva lancar.


Adapun rumus quick ratio adalah sebagai berikut.


Rumus 1:


Quick Ratio = (Total Seluruh Aset Lancar) / Kewajiban Lancar


Rumus 2:


Quick Ratio = (Aset Lancar - Persediaan Barang) / Kewajiban Lancar


Keterangan:


  • Aset lancar adalah setiap kekayaan perusahaan, seperti kas, uang muka, piutang, persediaan, surat berharga, dan lainnya.

  • Kewajiban lancar adalah tanggungan yang dimiliki oleh perusahaan, seperti utang, kewajiban akrual, dan jenis pinjaman lainnya.

Cara Menghitung Quick Ratio


Setelah mengetahui rumusnya, kamu juga perlu memahami contoh kasus cara menghitung quick ratio.


Adapun cara menghitung quick ratio berdasarkan kedua rumusnya adalah sebagai berikut.


1. Cara Menghitung Quick Ratio Menggunakan Rumus 1


Untuk menggunakan rumus quick ratio yang pertama, kamu harus menjumlahkan terlebih dahulu seluruh aset lancar perusahaan.


Adapun cara menghitung quick ratio menggunakan rumus pertama adalah sebagai berikut.


Perusahaan A memiliki beberapa aset lancar, seperti kas senilai Rp300 juta, piutang usaha sebesar Rp200 juta, dan surat berharga dengan total konversi sejumlah Rp150 juta.


Di samping itu, perusahaan A juga memiliki utang usaha sebanyak Rp250 juta. Jadi, berdasarkan seluruh aset tersebut, berapa rasio cepat perusahaan A?


Total Seluruh Aset Lancar = Kas + Piutang + Surat Berharga


Total Seluruh Aset Lancar = Rp300.000.000 + Rp200.000.000 + Rp150.000.000


Total Seluruh Aset Lancar = Rp650.000.000


Quick Ratio = (Total Seluruh Aset Lancar) / Kewajiban Lancar


Quick Ratio = Rp650.000.000 / Rp250.000.000


Quick Ratio = 2,6


Jadi, berdasarkan cara menghitung quick ratio di atas, total rasio cepat perusahaan A adalah sebesar 2,6.


Dengan total rasio cepat di atas angka satu, maka perusahaan A dianggap mempunyai kondisi finansial yang sehat.


Sebab, perusahaan tersebut memiliki sejumlah aset yang bisa menutupi kewajiban lancarnya.



2. Cara Menghitung Quick Ratio Menggunakan Rumus 2


Selain menggunakan rumus quick ratio sebelumnya, kamu juga bisa menghitung aset lancar dan persediaan barang di perusahaan.


Adapun contoh kasus cara menghitung quick ratio adalah sebagai berikut.


Pada laporan finansial Perusahaan B di tahun 2022, tercatat utang usaha sebesar Rp300 juta.


Di samping itu, perusahaan B juga memiliki beberapa aset lancar, seperti uang sebesar Rp150 juta, biaya di muka sejumlah Rp70 juta, surat berharga sekitar Rp50 juta, piutang usaha Rp50 juta, dan total persediaan barang senilai Rp70 juta.


Berdasarkan sejumlah kekayaan tersebut, berapa nilai rasio cepat perusahaan B?


Total Seluruh Aset Lancar = Kas + Piutang + Biaya di Muka + Surat Berharga


Total Seluruh Aset Lancar = Rp150.000.000 + Rp50.000.000 + Rp70.000.000 + Rp50.000.000


Total Seluruh Aset Lancar = Rp320.000.000


Quick Ratio = (Aset Lancar - Persediaan Barang) / Kewajiban Lancar


Quick Ratio = (Rp320.000.000 - Rp70.000.000) / Rp300.000.000


Quick Ratio = 0,83


Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disebutkan bahwa perusahaan B memiliki rasio cepat sebesar 0,83.


Itu artinya, likuiditas perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak aman, karena nilainya berada di bawah angka satu.


Di sisi lain, perusahaan B juga dianggap tidak mampu melunasi kewajiban lancarnya, karena total aset yang dimiliki relatif rendah dibandingkan dengan utangnya.


Kelebihan dan Kekurangan Quick Ratio


Setelah mengetahui cara menghitung quick ratio, kamu juga harus memahami kelebihan dan kekurangannya agar bisa dijadikan sebagai pertimbangan saat ingin melihat laba perusahaan.


Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan quick ratio adalah sebagai berikut.


Kelebihan Quick Ratio


Sebagai salah satu metode perhitungan likuiditas, quick ratio memiliki sejumlah kelebihan. Adapun kelebihan quick ratio adalah sebagai berikut.


  1. 1.

    Dapat menentukan aset likuiditas dengan cepat dan akurat.


  1. 2.

    Membantu investor untuk memutuskan penilaian kondisi finansial perusahaan.


  1. 3.

    Mudah dipahami oleh investor pemula.


Kekurangan Quick Ratio


Selain kelebihan, perhitungan rasio cepat juga memiliki beberapa kekurangan. Adapun kekurangan quick ratio adalah sebagai berikut.


  1. 1.

    Nilai rasio cepat tinggi belum tentu aman saat dihadapkan oleh utang dalam jumlah besar dengan jangka waktu pembayaran yang pendek.


  1. 2.

    Berisiko memunculkan indikator finansial fiktif ketika perusahaan tidak menghitung keuangannya secara teliti.


Baca juga: 6 Perbedaan Deposito dan Obligasi, Mana yang Lebih Baik?


Demikian sederet informasi terkait pengertian, rumus, serta cara menghitung quick ratio dengan tepat.


Quick ratio adalah langkah yang cukup mudah untuk mengetahui kondisi keuangan melalui ketersediaan aset lancar perusahaan.


Di samping melalui perhitungan rasio cepat, kamu juga bisa memantau kondisi keuangan dengan berinvestasi pada aplikasi DepositoBPR by Komunal.

Melalui aplikasi DepositoBPR by Komunal ini, kamu bisa memantau pergerakan investasi lebih mudah dengan kesempatan memperoleh keuntungan mencapai 6,75% p.a.


Untuk itu, tunggu apa lagi, yuk segera unduh aplikasi DepositoBPR by Komunal dan menjadi #LebihUntung!

share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer