blog
DepositoBPR by Komunal
11 Januari 2024
Dollar cost averaging adalah salah satu strategi investasi dengan cara menyimpan sejumlah dana dalam satu instrumen investasi yang sama secara rutin. Strategi ini dapat kamu gunakan untuk membangun kebiasaan investasimu.
Nah, buat kamu para pemula, bisa banget coba pakai strategi DCA ini. Dengan begitu, kamu bakal jadi lebih cuan, deh. Tapi, gimana sih konsep strategi dollar cost averaging sebenarnya? Yuk, langsung aja simak rangkuman informasinya berikut ini.
Biasanya, para investor pemula bingung menentukan strategi agar investasinya bisa cuan maksimal.
Sebenarnya, cukup banyak strategi investasi yang bisa kamu gunakan, salah satunya yaitu metode Dollar Cost Averaging (DCA).
Saat menggunakan strategi ini, investor tidak perlu mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi secara rinci.
Biasanya, fokus investor saat menggunakan strategi ini adalah membeli instrumen investasi secara berkala dengan besaran yang sama tanpa melihat harganya.
Jadi, alih-alih investasi dalam jumlah besar sekaligus, metode dollar cost averaging memungkinkan para investor untuk menyetor sedikit dana di instrumen yang sama secara rutin dalam periode waktu tertentu tanpa banyak pertimbangan.
Strategi dollar cost averaging adalah metode investasi yang tepat untuk para pemula. Sebab, strategi ini bisa membantu membangun kebiasaan para investor.
Lebih dari itu, cara ini juga cukup mudah untuk dilakukan para pemula karena tidak membutuhkan banyak analisis pasar.
Pertama-tama, tentukan tujuan, target dan jangka waktu investasi terlebih dahulu. Setelah itu, kamu bisa menentukan instrumen investasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan keuangan.
Misalnya saja, jika berencana untuk investasi jangka pendek, kamu bisa memilih instrumen investasi berupa deposito, surat utang negara, atau Reksa Dana Pasar Uang (RDPU).
Setelah memilih instrumennya, hitung berapa nominal yang harus disetorkan setiap bulan untuk mencapai target investasi.
Sebagai contoh, jika target investasimu dalam kurun waktu satu tahun adalah sebesar Rp12 juta, maka kamu perlu mengalokasikan dana Rp1 juta setiap bulannya di instrumen investasi yang sama.
Setiap strategi yang digunakan dalam investasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Adapun kelebihan strategi dollar cost averaging adalah sebagai berikut:
Dalam strategi dollar cost averaging, investor tidak menyetorkan dana dalam jumlah besar sekaligus.
Mereka akan mengawali investasi dengan nominal kecil tapi dilakukan secara berulang setiap bulannya.
Dengan strategi ini, investor dapat terhindar dari risiko rugi besar yang bisa terjadi dalam sekejap.
Kemudian, kelebihan dollar cost averaging adalah membantu investor untuk menghindari pengambilan keputusan yang impulsif.
Tujuan investor saat investasi adalah mendapatkan keuntungan dari kegiatan yang mereka lakukan.
Jadi, saat kondisi pasar sedang buruk, mereka kerap khawatir dan takut mengalami kerugian sehingga langsung menjual semua asetnya.
Di sisi lain, saat kondisi pasar sedang baik, tak jarang para investor langsung impulsif untuk membeli aset.
Nah, dengan menggunakan dollar cost averaging, perilaku semacam ini dapat dihindari. Pasalnya, fokus utama dari strategi dollar cost averaging adalah investasi secara rutin.
Terdapat banyak pertimbangan yang perlu dilakukan oleh para investor untuk menentukan timing investasi.
Namun, tak jarang, para investor melakukan kesalahan dalam menentukan timing investasi yang tepat.
Kesalahan timing seperti ini bisa dihindari dengan menggunakan strategi dollar cost averaging.
Adapun kekurangan strategi dollar cost averaging adalah sebagai berikut;
Dibanding dengan strategi Lump Sum, return dari dollar cost averaging cenderung lebih sedikit. Hal ini dikarenakan, investasi dilakukan dengan cara bertahap.
Sementara itu, strategi Lump Sum menawarkan return lebih besar karena modal yang digunakan juga banyak.
Saat membeli instrumen investasi tertentu, terdapat biaya transaksi yang harus dibayarkan.
Nah, saat menggunakan strategi dollar cost averaging, kamu perlu melakukan transaksi pembelian instrumen investasi secara berkala sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih besar.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja dollar cost averaging lebih lanjut, kamu bisa menyimak contohnya dalam penjelasan ini.
Misalnya, kamu memiliki modal sebesar Rp5 juta dan berniat untuk investasi di reksa dana dengan jangka waktu 5 bulan.
Hal ini berarti, modal untuk membeli reksa dana setiap bulannya, yaitu Rp1 juta. Berikut rinciannya:
Setelah 5 bulan, kamu bisa menjual aset yang dimiliki. Nah, jika NAB saat menjual aset adalah Rp880,75, maka penghitungan keuntungannya, yaitu:
Keuntungan Investasi = (NAB bulan tersebut x Jumlah Unit yang Dimiliki) - Modal
Keuntungan Investasi = (Rp880,75 x 5.915,67) - Rp5.000.000
Keuntungan Investasi = Rp5.210.226,35 - Rp5.000.000 = Rp210.226,35
Jadi, keuntungan yang akan kamu dapatkan dari investasi dengan metode dollar cost averaging adalah Rp210.226,35.
Itu dia informasi lengkap seputar dollar cost averaging, mulai dari pengertian hingga simulasinya.
Dapat disimpulkan, dollar cost averaging adalah strategi investasi di mana investor menyetorkan sejumlah dana dalam instrumen yang sama secara rutin.
Melakukan strategi semacam ini penting untuk para investor, terutama yang pemula, agar bisa untung dan terhindar dari kerugian.
Kalau mau tahu lebih lanjut mengenai keuntungan dollar cost averaging di masa kini, kamu bisa menyimak video berikut!
Selain menggunakan strategi dollar cost averaging, kamu juga bisa investasi di deposito BPR untuk meminimalisasi risiko rugi. Bagaimana bisa?
Deposito BPR menawarkan suku bunga hingga 6,75% per tahunnya. Jadi, kamu bakal #LebihUntung.
Tenang aja, aplikasi ini sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010