Contoh Neraca Keuangan: Arti dan Cara Membuat Laporannya

blog

Contoh Neraca Keuangan: Arti dan Cara Membuat Laporannya

DepositoBPR by Komunal

20 Juli 2024

Tak hanya bagi organisasi, neraca keuangan merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan. Jadi, tak heran kalau banyak yang mencari contoh neraca keuangan.


Neraca keuangan sendiri memberikan gambaran singkat mengenai kinerja suatu organisasi dalam periode waktu tertentu.


Sebab, neraca keuangan memuat total aktiva, sehingga kita bisa tahu perkembangan asetnya.

Nah, buat kamu yang penasaran dengan contoh laporan neraca keuangan dan cara membacanya, simak artikel contoh laporan keuangan neraca ini sampai habis, ya!


Apa Itu Laporan Neraca Keuangan?


Bagian dari laporan keuangan yang satu ini sudah tidak asing lagi di dunia akuntansi. Pernahkah kamu mendengar istilah laporan neraca keuangan?


Neraca keuangan adalah salah satu jenis laporan keuangan yang biasanya digunakan oleh organisasi atau perusahaan.


Bagian dari contoh laporan neraca keuangan ini berisikan ringkasan posisi keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu.


Setiap perusahaan atau organisasi perlu memiliki neraca keuangan untuk memantau dan mengelola finansialnya dengan baik.


Biasanya, neraca keuangan untuk perusahaan atau bisnis kecil disajikan dalam bentuk yang sederhana.


Sementara itu, perusahaan dengan skala besar biasanya memiliki laporan neraca keuangan yang lebih kompleks karena memuat banyak informasi di dalamnya.


Adapun komponen yang termuat dalam neraca keuangan adalah aktiva, ekuitas, dan liabilitas.


Nah, dari komponen-komponen tersebut, kita bisa menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.


Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki neraca keuangan yang sehat apabila modalnya lebih besar dari nilai kewajibannya.


Sebaliknya, keuangan perusahaan bisa dikatakan tidak sehat apabila kewajiban yang harus dibayar lebih besar dari modalnya.


Komponen Contoh Neraca Keuangan


Laporan Neraca (Balance Sheet) adalah salah satu laporan keuangan utama yang memberikan gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan neraca terdiri dari tiga komponen utama: aset, kewajiban, dan ekuitas. Berikut adalah penjelasan rinci dari masing-masing komponen:


1. Aset (Assets)


Aset adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aset dibagi menjadi dua kategori utama:


Aset Lancar (Current Assets)


  • Kas dan Setara Kas: Uang tunai dan aset yang dapat segera diubah menjadi uang tunai, seperti rekening bank.

  • Piutang Usaha: Jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang telah diberikan oleh perusahaan.

  • Persediaan: Barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal.

  • Investasi Jangka Pendek: Investasi yang dapat dicairkan dalam waktu satu tahun.

  • Beban Dibayar Dimuka: Pembayaran untuk biaya yang belum terjadi, tetapi telah dibayar di muka.

Aset Tidak Lancar (Non-Current Assets)


  • Aset Tetap (Fixed Assets): Aset berwujud yang digunakan dalam operasi bisnis dan memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, peralatan, dan kendaraan.

  • Investasi Jangka Panjang: Investasi yang tidak diharapkan akan dicairkan dalam waktu satu tahun.

  • Aset Tak Berwujud (Intangible Assets): Aset non-fisik seperti hak paten, merek dagang, dan goodwill.

2. Kewajiban (Liabilities)


Kewajiban adalah hutang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar di masa depan. Kewajiban dibagi menjadi dua kategori utama:


Kewajiban Lancar (Current Liabilities)


  • Hutang Usaha: Jumlah uang yang harus dibayar kepada pemasok untuk barang atau jasa yang telah diterima.

  • Hutang Pajak: Pajak yang masih harus dibayar.

  • Pinjaman Jangka Pendek: Pinjaman yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

  • Biaya yang Masih Harus Dibayar: Biaya yang telah terjadi tetapi belum dibayar.

Kewajiban Tidak Lancar (Non-Current Liabilities)


  • Pinjaman Jangka Panjang: Pinjaman yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

  • Hutang Obligasi: Hutang yang timbul dari penerbitan obligasi.

  • Kewajiban Pensiun dan Manfaat Pasca Kerja: Kewajiban untuk membayar manfaat pensiun dan manfaat lainnya kepada karyawan di masa depan.

3. Ekuitas (Equity)


Ekuitas adalah klaim pemilik terhadap aset perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi. Ekuitas mencerminkan nilai residu perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan. Komponen ekuitas meliputi:


  • Modal Saham: Nilai nominal saham yang diterbitkan kepada pemegang saham.

  • Laba Ditahan (Retained Earnings): Laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen dan diinvestasikan kembali dalam bisnis.

  • Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-In Capital): Selisih antara harga jual saham dan nilai nominalnya.

  • Keuntungan atau Kerugian yang Belum Direalisasi: Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai aset yang belum terealisasi melalui penjualan.

Laporan neraca memberikan gambaran menyeluruh tentang kekayaan dan kewajiban perusahaan serta bagaimana ekuitas pemilik terbentuk dari aset dan kewajiban tersebut.


Bentuk Contoh Neraca Keuangan


Dalam praktiknya, laporan neraca keuangan bisa disajikan dalam dua bentuk, yaitu staffel dan skontro.


Pembeda utama dari kedua bentuk tersebut adalah format penyajian laporannya. Selengkapnya, simak penjelasan contoh laporan keuangan neraca berikut.


1. Laporan Neraca Bentuk Staffel


Bentuk neraca keuangan staffel menyajikan laporan keuangan dengan format memanjang ke bawah.


Neraca keuangan bentuk staffel meletakkan informasi akun di sebelah kiri. Sementara nominalnya diletakkan di bagian kanan tabel.


Adapun susunan penulisannya, yaitu informasi aktiva, liabilitas, dan ekuitas ditulis secara berurutan ke bawah.


Neraca keuangan bentuk staffel sendiri, cocok digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki banyak akun. Berikut contoh neraca keuangan perusahaan bentuk staffel:



Sumber: akutansilengkap


2. Laporan Neraca Bentuk Skontro


Berbeda dengan bentuk sebelumnya, neraca keuangan skontro menyajikan informasi dengan format melebar ke samping.


Penulisan neraca keuangan bentuk skontro dibuat menjadi dua lajur. Di mana, lajur kiri berisikan informasi aset dan nominalnya.


Sementara itu, lajur kanan berisikan informasi mengenai kewajiban dan ekuitas beserta nominalnya. Berikut contoh laporan neraca keuangan bentuk skontro:



Sumber: akutansilengkap



Cara Membaca Neraca Keuangan


Setelah mengetahui pengertian dan bentuk-bentuknya, mungkin kamu bertanya-tanya bagaimana cara membaca laporan neraca keuangan? Soal ini, mudah saja.


Saat membaca neraca keuangan, kamu bisa melihat berapa total kewajiban jangka pendek dan panjang perusahaan, serta seberapa besar modal yang dimiliki.


Agar lebih paham, simak laporan neraca keuangan sederhana dan cara membacanya berikut ini:


UD Makmur


Neraca


Per 31 Desember 2019



Sumber: akutansilengkap


Dari gambar di atas, diketahui bahwa UD Makmur memiliki aset sebesar Rp16.100.000, total kewajiban yang harus dibayar, yaitu Rp7.000.000, dan ekuitasnya Rp9.100.000.


Nah, berdasarkan informasi dari neraca keuangan tersebut, diketahui bahwa 43,48% aset UD Makmur dibiayai oleh kewajiban dan 56,52% sisanya dari modal perusahaan.


Jika demikian, maka kondisi keuangan UD Makmur dapat dikatakan dalam keadaan sehat karena nilai kewajibannya tidak lebih dari modal perusahaan.


Yap, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, neraca keuangan dapat dikatakan sehat apabila modalnya lebih besar dari kewajiban yang harus dibayarkan.


Neraca keuangan yang sehat, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki performa yang bagus dan mampu mengelola keuangannya dengan baik.


Maka dari itu, kalau mau investasi, pastikan perusahaan yang kamu pilih punya neraca keuangan yang sehat, ya.


Cara Membuat Neraca Keuangan


Membuat neraca keuangan melibatkan beberapa langkah untuk memastikan bahwa semua aset, kewajiban, dan ekuitas dicatat dengan benar dan seimbang. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti untuk membuat neraca keuangan:


1. Kumpulkan Data Keuangan


Kumpulkan semua data keuangan yang diperlukan, termasuk laporan laba rugi, buku besar, catatan transaksi, dan dokumentasi lain yang relevan. Pastikan data tersebut akurat dan terbaru.


2. Tentukan Tanggal Laporan


Pilih tanggal tertentu sebagai titik waktu untuk laporan neraca. Biasanya, neraca dibuat pada akhir periode akuntansi, seperti akhir bulan, kuartal, atau tahun.


3. Susun Daftar Aset


Aset Lancar:


  • Kas dan Setara Kas: Rekening bank, uang tunai.

  • Piutang Usaha: Jumlah yang terutang dari pelanggan.

  • Persediaan: Nilai barang yang dimiliki untuk dijual.

  • Beban Dibayar Dimuka: Pembayaran di muka untuk biaya mendatang.

  • Investasi Jangka Pendek: Investasi yang bisa dicairkan dalam waktu satu tahun.

Aset Tidak Lancar:


  • Aset Tetap: Tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, dan lain-lain.

  • Investasi Jangka Panjang: Investasi yang tidak akan dicairkan dalam waktu satu tahun.

  • Aset Tak Berwujud: Hak paten, merek dagang, goodwill, dll.

4. Susun Daftar Kewajiban


Kewajiban Lancar:


  • Hutang Usaha: Jumlah yang terutang kepada pemasok.

  • Hutang Pajak: Pajak yang masih harus dibayar.

  • Pinjaman Jangka Pendek: Pinjaman yang jatuh tempo dalam satu tahun.

  • Biaya yang Masih Harus Dibayar: Biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar.

Kewajiban Tidak Lancar:


  • Pinjaman Jangka Panjang: Pinjaman yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

  • Hutang Obligasi: Hutang dari penerbitan obligasi.

  • Kewajiban Pensiun: Kewajiban untuk manfaat pensiun dan manfaat lainnya di masa depan.

5. Hitung Ekuitas Pemilik


Ekuitas pemilik mencerminkan nilai residu perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan. Komponen ekuitas meliputi:


  • Modal Saham: Nilai nominal saham yang diterbitkan kepada pemegang saham.

  • Laba Ditahan: Laba yang dihasilkan dan tidak dibagikan sebagai dividen.

  • Tambahan Modal Disetor: Selisih antara harga jual saham dan nilai nominalnya.

  • Keuntungan atau Kerugian yang Belum Direalisasi: Perubahan nilai aset yang belum terealisasi melalui penjualan.

6. Buat Format Neraca


Format standar neraca terdiri dari dua sisi: sisi kiri untuk aset dan sisi kanan untuk kewajiban dan ekuitas. Pastikan total aset sama dengan total kewajiban dan ekuitas (prinsip keseimbangan neraca).


Contoh Format Neraca:



7. Periksa dan Verifikasi


Pastikan bahwa total aset sama dengan total kewajiban dan ekuitas. Lakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan atau data yang terlewat.


8. Publikasikan atau Laporkan


Setelah neraca keuangan selesai dan diverifikasi, publikasikan atau laporkan kepada pihak yang berkepentingan, seperti manajemen perusahaan, pemegang saham, atau pihak eksternal lainnya.


Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa membuat neraca keuangan yang akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.


Contoh Neraca Keuangan Sederhana


Gimana? Setelah tahu cara membaca neraca keuangan, apakah kamu sudah lebih paham?


Nah, kalau kamu ingin mencoba membuat neraca keuangan, berikut contoh neraca keuangan sederhana yang bisa diikuti:



Sumber: akutansilengkap


Manfaat Laporan Neraca Keuangan


Neraca keuangan, atau laporan posisi keuangan, memiliki banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari neraca keuangan:


1. Menilai Kesehatan Keuangan Perusahaan


Neraca keuangan memberikan gambaran menyeluruh tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Dengan melihat neraca, manajemen dapat menilai kesehatan keuangan perusahaan, termasuk likuiditas, solvabilitas, dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.


2. Membantu Pengambilan Keputusan


Informasi yang disajikan dalam neraca keuangan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis. Misalnya, keputusan terkait investasi, pembiayaan, dan pengelolaan aset dapat dibuat dengan lebih baik berdasarkan data keuangan yang akurat.


3. Menilai Kinerja Keuangan


Dengan membandingkan neraca keuangan dari periode ke periode, manajemen dan pemangku kepentingan lainnya dapat menilai kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Hal ini memungkinkan identifikasi tren positif atau negatif dalam pengelolaan aset, kewajiban, dan ekuitas.


4. Kepatuhan terhadap Regulasi


Perusahaan diwajibkan oleh hukum dan standar akuntansi untuk menyusun laporan keuangan, termasuk neraca keuangan. Penyusunan neraca keuangan yang akurat dan sesuai dengan standar memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku.


5. Menyediakan Informasi bagi Investor dan Kreditor


Investor dan kreditor menggunakan neraca keuangan untuk menilai risiko dan potensi keuntungan dari berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Neraca yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset yang cukup untuk menutupi kewajibannya dan memiliki ekuitas yang kuat.


6. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas


Neraca keuangan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perusahaan. Dengan menyajikan informasi keuangan yang jelas dan terstruktur, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya.


7. Membantu dalam Penyusunan Anggaran


Informasi dari neraca keuangan dapat digunakan dalam proses perencanaan dan penyusunan anggaran perusahaan. Manajemen dapat mengidentifikasi area yang memerlukan pengeluaran lebih besar atau potensi penghematan berdasarkan data keuangan yang ada.


8. Mendukung Analisis Keuangan


Neraca keuangan adalah alat penting untuk analisis keuangan, termasuk analisis rasio keuangan. Rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dapat dihitung dari data dalam neraca untuk memberikan wawasan lebih mendalam tentang posisi keuangan perusahaan.


9. Dasar untuk Negosiasi dengan Pihak Eksternal


Neraca keuangan dapat menjadi dasar dalam negosiasi dengan pihak eksternal, seperti bank, pemasok, dan mitra bisnis. Informasi yang akurat dan terkini tentang kondisi keuangan perusahaan dapat membantu dalam memperoleh kondisi kredit yang lebih baik atau kerjasama bisnis yang menguntungkan.


Dengan manfaat-manfaat tersebut, neraca keuangan menjadi alat yang sangat penting bagi manajemen perusahaan, investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memahami dan mengelola posisi keuangan perusahaan.


Nah, itu dia contoh neraca keuangan sederhana beserta cara membacanya. Gimana? Mudah, kan?


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, contoh neraca laporan keuangan ini penting pagi pengguna laporan keuangan.


Pasalnya, neraca keuangan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi. Hal ini juga berlaku ketika kamu ingin investasi di deposito BPR.


Sebelum investasi di deposito BPR, pastikan bank BPR pilihanmu memiliki keuangan yang sehat dengan memeriksa laporan keuangannya.


Jika sudah dipastikan, kamu bisa mulai investasi deposito di bank BPR tujuanmu melalui aplikasi DepositoBPR by Komunal.

Kamu nggak perlu khawatir rugi saat investasi deposito di DepositoBPR by Komunal, karena produk ini menawarkan bunga yang menguntungkan, yaitu hingga 6,75% per tahun.

Dengan bunga tersebut, kamu nggak perlu repot mikirin portofolio dan menganalisis potensi return-nya, karena sudah jelas #LebihUntung.


Bahkan, aplikasi DepositoBPR by Komunal juga sudah tercatat dan diawasi oleh OJK, sehingga sudah terjamin keamanannya.


Jadi, tunggu apalagi? Yuk, rasakan sensasi #SimpananRasaInvestasi dengan DepositoBPR by Komunal sekarang!



share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer