blog
DepositoBPR by Komunal
02 Oktober 2024
Meskipun sama-sama pilihan investasi menarik, manakah yang lebih menguntungkan antara reksadana vs deposito? Tidak jarang banyak orang mempertanyakan hal tersebut. Artikel ini akan membahas secara lengkap terkait reksadana vs deposito.
Tetapi, sebelum masuk ke pembahasannya, kamu perlu tahu jika investasi di DepositoBPR by Komunal kini semakin menguntungkan. Melalui program “Ajak Teman Dapat Bonus”, kamu bisa mendapatkan kesempatan cashback hingga Rp1,5 juta.
Sebelum mengetahui investasi yang lebih menguntungkan antara reksadana vs deposito, kamu perlu memahami terlebih dahulu pengertian keduanya. Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi ke dalam sejumlah aset, seperti pasar uang, saham, dan obligasi.
Dana tersebut akan digunakan oleh bank untuk menyalurkan kredit ke nasabah. Perbedaan dalam pengelolaan inilah yang membuat tingkat risiko dan imbal hasil reksadana vs deposito mengalami perbedaan.
Sedangkan dengan reksadana, kamu akan menempatkan dana di berbagai tempat. Sebagai contoh, apabila kamu berinvestasi saham, maka uang tersebut akan disebar. Dengan demikian, saat ada satu saham bermasalah, maka yang lainnya bisa menyelamatkan investasimu.
Selanjutnya, perbedaan reksadana vs deposito dapat dilihat dari modal awalnya. Secara umum, investasi reksadana jauh lebih terjangkau dan minimum pembeliannya cukup variatif, mulai dari Rp10.000-Rp100.000.
Pada deposito, modal awal bergantung pada kebijakan setiap bank. Biasanya, setoran awal yang ditetapkan oleh bank berkisar Rp500.000-Rp10.000.000.
Perbedaan deposito dan reksadana juga dapat dilihat berdasarkan imbal hasilnya. Ketika kamu membuka rekening deposito, bank sudah menentukan suku bunga atau imbal hasil yang akan didapatkan. Dengan demikian, imbal hasil yang diperoleh setiap bulannya akan selalu tetap sesuai perjanjian awal.
Berbeda dengan hal tersebut, penentuan imbal hasil reksadana justru didasarkan pada produk kelolaan manajer investasi. Nilai keuntungan yang diperoleh dari reksadana berasal dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolionya.
Berdasarkan likuiditasnya, reksadana dapat dikatakan lebih fleksibel. Hal ini karena kamu bisa menjual aset kapan saja. Proses pencairan dana untuk dikirimkan ke rekeningmu pun tidak terlalu lama, yaitu maksimal 7 hari.
Sementara itu, deposito mempunyai tenor penyimpanan yang beragam, mulai dari 1, 3, 6, 9, 12, hingga 24 bulan. Umumnya, deposito hanya dapat dicairkan berdasarkan tenor tersebut. Namun, jika kamu benar-benar membutuhkan dana segera, maka bisa dicairkan lebih awal dengan syarat pembayaran denda atau penalti yang dikenakan oleh bank.
Sedangkan, reksadana tidak memberlakukan adanya pajak ataupun biaya admin lainnya. Jadi, imbal hasil yang akan kamu terima dari investasi reksadana lebih optimal jika dibandingkan dengan deposito.
Secara umum, risiko deposito terletak pada suku bunganya. Apabila suku bunga dasar bank turun, maka suku bunga bisa turun. Tetapi, uang deposito dengan nominal hingga Rp2 miliar sesuai bunga acuan akan mendapatkan jaminan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
Jadi, apabila bank mengalami kebangkrutan, maka dana depositomu tidak akan hangus. Sementara itu, reksadana mempunyai risiko NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang bisa berfluktuasi pada kondisi pasar. Reksadana tidak dijamin oleh LPS, namun diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Setelah memahami perbedaan antara reksadana vs deposito, kamu bisa mulai melakukan simulasi perhitungannya. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengetahui keuntungan deposito dan reksadana.
Berikut adalah contoh simulasi hitung investasi reksadana dan deposito jika modal awal yang kamu miliki adalah Rp10.000.000.
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, tampak bahwa hasil keuntungan deposito di BPR dan reksadana pasar uang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai pajak yang dikenakan.
Deposito di BPR menawarkan suku bunga relatif tinggi, yaitu mencapai 6,75%. Sementara itu, asumsi suku bunga dari reksadana pasar uang adalah 5%. Menurut hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa penempatan deposito di BPR lebih menguntungkan.
Apabila kamu menginginkan investasi dengan toleransi risiko rendah, maka deposito adalah pilihan yang tepat. Tetapi, kalau kamu lebih menyukai potensi pertumbuhan investasi, maka bisa memilih reksadana pasar uang. Jadi, segalanya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi kamu.
Demikian informasi seputar reksadana vs deposito yang perlu kamu ketahui. Pemahaman terkait hal tersebut memang penting agar kamu dapat memilih investasi dengan lebih bijak dan tepat sesuai kebutuhan.
Sebab, suku bunga deposito yang ditawarkan relatif tinggi daripada bank lainnya, yaitu 6.75% p.a. Penempatan di DepositoBPR by Komunal juga terjamin keamanannya. Menarik sekali, bukan? Yuk, #PilihYangTepat dan kelola danamu hanya di DepositoBPR by Komunal!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010