blog
DepositoBPR by Komunal
03 Juli 2023
Banyak orang bilang bahwa lebih baik kerja cerdas daripada kerja keras, tapi tidak sedikit juga yang berpendapat sebaliknya. Tapi sebetulnya, apa perbedaan kerja keras dan kerja cerdas?
Diketahui, kedua gaya kerja ini memiliki perbedaan di berbagai aspek, salah satunya yaitu dari kemampuan adaptasinya.
Tapi sebetulnya, lebih baik dan efektif yang mana? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak perbedaan kerja keras vs kerja cerdas dalam artikel berikut!
Sebelum membahas tentang apa perbedaan kerja keras dan kerja cerdas, alangkah baiknya kita bahas dulu pengertiannya. Sebenarnya, apa itu kerja keras?
Melansir dari berbagai sumber, kerja keras adalah ketika seseorang melakukan segala upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Mereka sering kali menggunakan seluruh fokusnya untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik.
Bahkan, tidak jarang juga pekerja keras menghabiskan banyak waktu dan tenaga hanya untuk berkutat dengan pekerjaan. Sehingga, jarang memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Jadi, bisa dikatakan bahwa kerja keras adalah model kerja yang membutuhkan banyak usaha, energi, dan juga waktu.
Kontras dengan kerja keras, kerja cerdas justru berusaha tidak menggunakan banyak energi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Mereka cenderung mencari cara agar pekerjaan yang dimiliki bisa dikerjakan dengan baik menggunakan usaha seminimal mungkin.
Hal ini bukan berarti kerja cerdas tidak mau berusaha, melainkan hanya ingin pekerjaannya bisa dilakukan dengan lebih efisien.
Dengan begitu, mereka memiliki waktu untuk diri sendiri dan bisa mengorganisir semua pekerjaan dengan baik.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa kerja cerdas adalah model kerja yang mengutamakan efisiensi dengan tetap mengusahakan hasil maksimal.
Selain dari definisinya, berikut ini adalah beberapa perbedaan kerja cerdas dan kerja keras:
Pertama-tama, perbedaan kerja keras dan kerja cerdas bisa dilihat dari waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan.
Berkaitan dengan definisinya, pekerja keras cenderung menggunakan banyak waktunya untuk melakukan pekerjaan.
Bahkan, mereka juga tidak keberatan jika harus bekerja hingga larut malam. Nah, hal inilah yang kemudian membuat jadwal pekerja keras jadi kurang teratur.
Sebaliknya, mereka yang menganut model kerja cerdas biasanya sudah mengatur waktu dan jadwal kerjanya.
Sehingga, semua pekerjaan bisa dilakukan dengan teratur dan tidak mengganggu jam di luar kerja.
Telah dijelaskan di awal, kerja cerdas dan kerja keras sama-sama bisa digunakan untuk mencapai tujuan yang sama. Namun, kedua model kerja ini memiliki orientasi yang berbeda.
Kerja keras lebih berorientasi pada kuantitas atau jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Itulah kenapa, mereka tidak keberatan jika selalu bekerja lembur.
Sedangkan pekerja cerdas, mereka lebih mementingkan kualitas saat menyelesaikan pekerjaannya.
Nah, karena hal tersebut, pekerja cerdas biasanya memiliki batasan dalam bekerja. Saat capek, mereka tidak ragu untuk istirahat demi menjaga hasil pekerjaannya tetap berkualitas.
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, perbedaan kerja keras dan kerja cerdas selanjutnya adalah pemahaman akan kualitas diri sendiri.
Tak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai pekerja pasti memiliki kualitas diri yang berbeda-beda, dan tentunya punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Nah, pekerja keras biasanya tidak terlalu memperhatikan soal ini. Sehingga, tidak jarang mereka merasa terbebani dengan pekerjaan.
Karena itu, pekerja keras membutuhkan motivasi dan fokus yang konsisten untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara itu, pekerja cerdas biasanya paham dengan kelebihan dan kekurangannya.
Sehingga, mereka bisa membuat strategi untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan. Misalnya saja, mempelajari skill baru yang berguna untuk pekerjaan.
Perbedaan kerja keras dan kerja cerdas selanjutnya bisa dilihat dari kemampuan adaptasi yang dimiliki.
Pekerja keras cenderung lebih menggunakan gaya kerja tradisional yang tidak fleksibel dengan perubahan.
Nah, bagaimana saat terjadi perubahan? Bila hal ini terjadi, mereka cenderung tidak menyukainya.
Di sisi lain, pekerja cerdas tidak demikian. Mereka dikenal dengan kemampuannya untuk beradaptasi.
Di mana, pekerja cerdas diketahui memiliki keinginan untuk berubah dengan mengumpulkan feedback dari rekan kerja. Sehingga, mereka bisa membuat strategi untuk mengembangkan diri.
Perbedaan kerja keras dan kerja cerdas yang terakhir bisa dilihat dari bagaimana mereka menentukan prioritasnya.
Mereka yang pekerja keras biasanya memprioritaskan untuk mencurahkan seluruh tenaganya demi menyelesaikan pekerjaan sulit.
Sebab, mereka meyakini bahwa pekerjaan sulit bisa diselesaikan dengan usaha keras. Akibatnya, pekerja keras biasanya susah menerima kegagalan.
Di sisi lain, kerja cerdas memprioritaskan usahanya untuk berpikir, berinovasi, menganalisis, dan merencanakan kerjanya.
Sayangnya, pekerja keras biasanya rentan membuat keputusan yang salah. Meski begitu, mereka tetap memiliki kemampuan untuk segera menyadari dan memperbaikinya.
Nah, itulah sejumlah perbedaan kerja keras dan kerja cerdas. Menurutmu, lebih baik yang mana?
Terlepas dari gaya mana yang lebih baik, kerja keras dan kerja cerdas sama-sama bisa membantumu untuk mendapatkan income demi mencapai tujuan keuangan.
Nah, agar tujuan keuanganmu lebih mudah tercapai, kamu dapat mulai menyisihkan pemasukan untuk investasi.
Adapun salah satu instrumen investasi yang bisa kamu pilih yaitu deposito di DepositoBPR by Komunal.
DepositoBPR by Komunal menyediakan ribuan pilihan deposito yang dapat kamu sesuaikan dengan value dan kebutuhanmu.
Jika masih bingung memilihnya, DepositoBPR by Komunal telah menyediakan berbagai artikel edukasi yang akan membantumu.
Lebih dari itu, aplikasi DepositoBPR by Komunal juga memiliki fitur e-deposito yang beneran praktis dan memudahkanmu dalam proses pendanaan.
Jadi, bisa hemat waktu dan nggak ribet lagi. Yuk, simpan danamu di DepistoBPR by Komunal sekarang juga!
Layanan Pengaduan Konsumen
PT. Komunal Sejahtera Indonesia
Telepon : (+62) 31 9921 0252
WhatsApp : +62-851-6310-6672
Email : [email protected]
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI
WhatsApp : +62-853-1111-1010