Pahami Risiko Investasi dan Tips Cerdas Meminimalisirnya

blog

Pahami Risiko Investasi dan Tips Cerdas Meminimalisirnya

Bhaskara Chandra Prasetya

10 November 2024

Saat ini, antusias masyarakat terhadap produk keuangan menjadi sangat tinggi, ditambah lagi beragam jenis produk keuangan yang menawarkan keuntungan untuk penggunanya. Namun, sebagai seorang investor pemula, perlu dipahami bahwa seluruh investasi memiliki keuntungan dan risiko masing-masing. Dalam artikel Sikapiuangmu yang ditulis oleh OJK menjelaskan bahwa saat ini banyak investor yang hanya memperhatikan imbal hasilnya saja, tapi melupakan risiko dari investasi tersebut. Itulah mengapa, penting bagi kita untuk melakukan mitigasi resiko sebelum melakukan investasi.


Seperti yang sudah dijelaskan, seluruh investasi tentunya memiliki risikonya masing-masing, tak terkecuali dengan deposito, maka dari itu mitigasi resiko investasi deposito sangat diperlukan. Pertanyaannya? Bagaimana sih melakukan mitigasi risiko investasi tersebut? Jika suatu saat platform yang saya gunakan terlilit hutang atau bangkrut?


Untuk itu, yuk, kita sama-sama memahami cara mitigasi resiko investasi deposito. Pada artikel berikut ini akan membahas secara rinci perihal “Mitigasi Resiko pada Investasi DepositoBPR by Komunal” dan sekiranya bagaimana tips dan trik yang bisa calon deposan lakukan ketika melakukan penempatan di DepositoBPR by Komunal.


Jenis-Jenis Risiko Investasi


Berikut adalah beberapa jenis risiko investasi yang perlu diketahui sebelum membuat keputusan investasi. Memahami berbagai jenis risiko ini dapat membantu Anda memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.


1. Risiko Pasar (Market Risk)


Risiko pasar adalah risiko yang terjadi akibat fluktuasi harga pasar yang dapat menurunkan nilai investasi. Risiko ini sering kali disebabkan oleh kondisi ekonomi, perubahan suku bunga, atau faktor geopolitik.


Contoh: Harga saham menurun drastis akibat resesi ekonomi global, mengurangi nilai portofolio investor.

2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)


Risiko likuiditas adalah risiko ketidakmampuan menjual investasi dengan cepat tanpa mengurangi nilai investasi secara signifikan. Instrumen yang memiliki pasar kecil atau terbatas cenderung memiliki risiko likuiditas lebih tinggi.


Contoh: Investor memiliki properti yang sulit dijual dalam waktu singkat tanpa mengorbankan harga, terutama dalam kondisi pasar yang lesu.

3. Risiko Kredit (Credit Risk) atau Risiko Gagal Bayar


Risiko kredit adalah risiko bahwa penerbit obligasi atau instrumen utang lainnya tidak dapat membayar kembali pokok dan/atau bunga yang telah dijanjikan. Risiko ini terutama berlaku pada investasi dalam obligasi atau surat utang perusahaan.


Contoh: Perusahaan yang menerbitkan obligasi mengalami kesulitan finansial dan tidak bisa membayar bunga obligasi sesuai jadwal.

4. Risiko Inflasi (Inflation Risk)


Risiko inflasi adalah risiko bahwa kenaikan harga-harga barang dan jasa akan mengurangi daya beli dari hasil investasi. Risiko ini umumnya berpengaruh pada investasi yang menawarkan return tetap.


Contoh: Investasi deposito dengan bunga tetap mungkin tidak bisa mengimbangi laju inflasi yang tinggi, sehingga nilai riil dari investasi menurun.

5. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)


Risiko suku bunga adalah risiko perubahan suku bunga yang dapat memengaruhi nilai instrumen investasi, terutama obligasi. Kenaikan suku bunga biasanya menyebabkan penurunan nilai pasar obligasi yang sudah ada.


Contoh: Ketika suku bunga naik, harga obligasi lama dengan bunga tetap menjadi kurang menarik, sehingga nilai pasar obligasi tersebut menurun.

6. Risiko Valuta Asing (Foreign Exchange Risk)


Risiko valuta asing adalah risiko perubahan nilai tukar mata uang yang memengaruhi nilai investasi internasional. Risiko ini terjadi ketika investor memiliki aset dalam mata uang asing.


Contoh: Investor di Indonesia yang memiliki saham di perusahaan AS akan terpengaruh jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

7. Risiko Reinvestasi (Reinvestment Risk)


Risiko reinvestasi adalah risiko bahwa investor tidak dapat menginvestasikan kembali pembayaran pokok atau bunga dengan tingkat pengembalian yang sama. Risiko ini biasanya terjadi pada obligasi atau instrumen dengan kupon.


Contoh: Bunga obligasi yang jatuh tempo harus diinvestasikan kembali, tetapi suku bunga saat itu lebih rendah dibanding saat investasi awal.

8. Risiko Politik (Political Risk)


Risiko politik adalah risiko yang timbul akibat perubahan kebijakan atau situasi politik di suatu negara yang dapat mempengaruhi investasi. Risiko ini umum terjadi pada investasi di negara dengan situasi politik yang kurang stabil.


Contoh: Pergantian pemerintahan atau kebijakan baru yang mengubah regulasi dapat memengaruhi nilai investasi di sektor tertentu.

9. Risiko Sistematis (Systematic Risk)


Risiko sistematis adalah risiko yang memengaruhi seluruh pasar atau sektor secara luas dan tidak bisa dihindari dengan diversifikasi. Risiko ini mencakup faktor-faktor seperti resesi, inflasi, atau perubahan kebijakan moneter.


Contoh: Pandemi global yang memengaruhi seluruh pasar saham di berbagai negara.

10. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)


Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan perusahaan atau industri tertentu dan bisa diminimalkan melalui diversifikasi portofolio. Risiko ini bisa mencakup masalah internal perusahaan atau perubahan dalam industri tertentu.


Contoh: Perusahaan mengalami skandal manajemen yang mengakibatkan penurunan nilai saham, tetapi dampaknya hanya terbatas pada perusahaan tersebut.

11. Risiko Regulasi (Regulatory Risk)


Risiko regulasi adalah risiko bahwa perubahan peraturan atau regulasi pemerintah dapat memengaruhi profitabilitas atau kelangsungan investasi di sektor tertentu. Hal ini terutama berdampak pada industri yang diatur ketat oleh pemerintah.


Contoh: Kebijakan baru yang membatasi penggunaan bahan bakar fosil dapat mengurangi profitabilitas perusahaan energi tradisional.

12. Risiko Kesehatan dan Keselamatan (Health and Safety Risk)


Risiko ini berkaitan dengan investasi di sektor yang mungkin terdampak oleh krisis kesehatan atau keselamatan, seperti pandemi atau bencana alam. Risiko ini dapat memengaruhi perusahaan atau industri tertentu dengan cara yang tidak terduga.


Contoh: Pandemi yang melumpuhkan sektor pariwisata, restoran, dan transportasi.

Tips Meminimalisir Risiko Investasi


Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda meminimalisir risiko investasi, sehingga Anda bisa mencapai tujuan keuangan dengan lebih aman dan efektif:


1. Diversifikasi Portofolio


Diversifikasi adalah salah satu cara terbaik untuk meminimalisir risiko. Dengan menyebar investasi ke berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, properti, dan komoditas, Anda bisa mengurangi dampak negatif jika salah satu aset mengalami penurunan nilai.


Contoh: Investasikan sebagian dana di saham, sebagian lagi di reksa dana atau emas, sehingga penurunan di satu aset tidak langsung memengaruhi seluruh portofolio.

2. Pahami Profil Risiko Pribadi


Sebelum berinvestasi, penting untuk memahami profil risiko Anda, apakah konservatif, moderat, atau agresif. Dengan mengetahui toleransi risiko, Anda bisa memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kenyamanan dan tujuan finansial Anda.


Contoh: Jika Anda tidak nyaman dengan risiko tinggi, pilih instrumen seperti obligasi atau reksa dana pasar uang daripada saham yang cenderung lebih fluktuatif.

3. Lakukan Riset Mendalam Sebelum Berinvestasi


Jangan tergesa-gesa dalam berinvestasi. Lakukan riset mengenai instrumen investasi, termasuk potensi keuntungan, risiko, dan kondisi pasar. Pahami faktor-faktor yang memengaruhi nilai investasi tersebut.


Contoh: Sebelum membeli saham, pelajari laporan keuangan, kinerja perusahaan, dan tren industri agar Anda memiliki gambaran yang lebih jelas tentang prospek investasi tersebut.

4. Pertimbangkan Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang cenderung lebih stabil dan lebih aman dari fluktuasi pasar jangka pendek. Dengan memegang aset dalam jangka panjang, Anda dapat mengurangi dampak dari volatilitas pasar sementara.


Contoh: Alih-alih sering membeli dan menjual saham untuk keuntungan jangka pendek, pertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki prospek jangka panjang.

5. Perhatikan Faktor Likuiditas


Pastikan Anda memiliki investasi yang mudah dicairkan dalam keadaan darurat. Instrumen yang terlalu sulit dijual dapat menyebabkan kerugian jika Anda membutuhkan dana cepat.


Contoh: Simpan sebagian dana dalam reksa dana pasar uang atau deposito, yang bisa dicairkan dengan cepat jika diperlukan, sehingga Anda tidak perlu menjual aset berisiko dalam kondisi buruk.

6. Tetapkan Batasan Risiko (Cut Loss)


Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, tetapkan batasan risiko atau cut loss. Jika nilai investasi turun hingga batas tertentu, Anda bisa memutuskan untuk menjual aset tersebut untuk mencegah kerugian yang lebih besar.


Contoh: Jika harga saham turun 10% dari harga beli, Anda bisa menjualnya untuk membatasi kerugian, daripada berharap harga akan kembali naik.

7. Pantau Perkembangan Portofolio Secara Rutin


Pemantauan rutin penting untuk memastikan bahwa portofolio tetap sejalan dengan tujuan investasi. Dengan memantau kinerja secara berkala, Anda bisa menyesuaikan alokasi atau melakukan perubahan jika kondisi pasar berubah.


Contoh: Lakukan peninjauan setiap tiga atau enam bulan sekali untuk melihat apakah ada instrumen yang memerlukan penyesuaian atau rebalancing.

8. Hindari Investasi dengan Iming-Iming Return Tinggi Tanpa Risiko


Waspadai investasi yang menjanjikan return tinggi tanpa risiko, karena ini biasanya merupakan tanda dari investasi berisiko atau bahkan penipuan. Sebaiknya pilih instrumen yang menawarkan imbal hasil wajar sesuai dengan risiko yang diketahui.


Contoh: Jika Anda menemukan tawaran investasi dengan return 20% per bulan tanpa risiko, sebaiknya hindari, karena investasi seperti ini cenderung tidak realistis dan berisiko tinggi.

9. Gunakan Asuransi untuk Melindungi Aset


Jika Anda berinvestasi dalam aset berwujud, seperti properti atau bisnis, pertimbangkan untuk mengasuransikan aset tersebut. Asuransi bisa membantu melindungi nilai aset dari risiko yang tidak terduga.


Contoh: Jika Anda memiliki properti investasi, gunakan asuransi properti untuk melindungi aset dari risiko kebakaran, pencurian, atau bencana alam.

10. Investasi Bertahap (Dollar Cost Averaging)


Alih-alih berinvestasi sekaligus dalam jumlah besar, Anda bisa melakukan investasi bertahap (dollar cost averaging). Metode ini membantu mengurangi risiko fluktuasi harga dan memastikan bahwa Anda tidak berinvestasi pada saat harga sedang tinggi.


Contoh: Investasikan sejumlah dana yang sama setiap bulan ke dalam saham atau reksa dana, sehingga Anda membeli lebih banyak saat harga rendah dan lebih sedikit saat harga tinggi.

11. Selalu Sediakan Dana Darurat


Memiliki dana darurat sangat penting agar Anda tidak perlu menjual investasi dalam keadaan darurat atau saat pasar sedang turun. Dana darurat juga dapat memberi Anda ketenangan saat menghadapi kebutuhan mendadak.


Contoh: Simpan dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan pengeluaran agar siap menghadapi pengeluaran tak terduga tanpa perlu mencairkan investasi.

12. Ikuti Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah


Kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah sering kali berdampak pada kinerja investasi. Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola portofolio.


Contoh: Jika pemerintah menurunkan suku bunga, Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk meningkatkan investasi pada sektor yang diuntungkan oleh kebijakan tersebut.

Seberapa Aman Investasi di DepositoBPR by Komunal?


Sebelum beranjak lebih jauh, kita semua harus sama-sama memahami bahwa hal terpenting dalam berinvestasi adalah jaminan keamanan. Setuju?


Berbicara mengenai mitigasi resiko investasi deposito, DepositoBPR by Komunal sendiri memastikan bekerjasama dengan mitra BPR yang telah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan memenuhi persyaratan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Apa itu LPS?


LPS merupakan lembaga independen dengan fungsi utamanya adalah menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia, termasuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Salah satu produk dari BPR adalah deposito berjangka yang memiliki tingkat suku bunga hingga 6% (sesuai ketetapan LPS). Selain itu, LPS juga menetapkan besaran maksimum untuk penempatan deposito di BPR yaitu sebesar Rp 2 milyar. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa jika terdapat BPR yang menawarkan produk deposito dengan imbal hasil lebih dari 6% dan berani menerima nominal penempatan di atas Rp 2 milyar, maka bisa dipastikan kelebihan tersebut tidak dijamin oleh LPS.


DepositoBPR by Komunal sebagai salah satu jenis fintech Funding di Indonesia sendiri sangat selektif dalam memilih mitra BPR. Hal ini ditujukan untuk menjamin keamanan dari deposan ketika bertransaksi saat melakukan penempatan deposito. Sehingga, produk yang ditampilkan dalam platform DepositoBPR by Komunal memiliki suku bunga tertinggi adalah sebesar 6% p.a dengan nominal penempatan maksimum senilai Rp 2 milyar.


Sebagai salah satu platform dengan produk keuangan, DepositoBPR by Komunal berkomitmen untuk menjamin keamanan deposannya dengan mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh LPS. Jadi, sebagai deposan Anda tidak perlu khawatir dana akan hilang karena seluruhnya sudah dijamin aman. Di samping juga DepositoBPR by Komunal telah terdaftar dan diawasi oleh OJK dengan nomor pencatatan No. S-178/MS.72/2021.


Bagaimana Jika Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang Dipilih Gagal Bayar?


Setelah sedikit penjelasan mengenai LPS, apakah sebagai deposan anda memahami fungsi LPS sebagai penjamin simpanan masyarakat yang menabung di bank?


Dalam mitigasi risiko investasi deposito, LPS juga bertugas untuk menangani bank yang memiliki masalah gagal bayar sekaligus melaksanakan proses dan penyelesaian likuidasi pada bank tersebut.


LPS sendiri telah merancang sistem mekanisme penyelesaian masalah bank yang gagal bayar secara lebih pasti dan terstruktur. Sebagaimana dilansir pada laman lps.go.id, LPS juga turut memberikan sanksi tegas dan mengikat kepada pemegang saham untuk mengklarifikasi terkait mengapa bank tersebut sampai mengalami gagal bayar. Dari skema ini, tentunya memberikan perlindungan secara pasti dan memadai bagi masyarakat maupun pemerintah.

Apa yang dilakukan DepositoBPR by Komunal untuk mengurangi resiko dalam berinvestasi?


DepositoBPR by Komunal selalu mengedepankan keamanan dan kenyamanan deposan bahkan ketika sebelum membuka deposito. Jadi, Anda tidak perlu khawatir karena kami telah mematuhi berbagai SOP yang sudah ditetapkan. Dan perlu dicatat, ya, DepositoBPR by Komunal hanya menjadi perantara di antara BPR dan calon deposan, sehingga dana sepenuhnya akan langsung masuk ke rekening BPR tujuan, sebaliknya DepositoBPR by Komunal tidak menghimpun dana sepeser pun. Apabila suatu saat didapati BPR tutup, maka dana Anda akan kembali 100%, karena seluruhnya dijamin oleh LPS.


Selain itu,kami juga memiliki beberapa hal yang menjadi mitigasi resiko investasi deposito, seperti:


1. DepositoBPR by Komunal melakukan screening dan filtering BPR


DepositoBPR by Komunal selalu melakukan riset mendalam terkait BPR yang akan dibidik untuk masuk ke dalam platform. Ini juga disertai dengan interview untuk memvalidasi BPR tersebut. Jika Anda ingin membuka deposito melalui DepositoBPR by Komunal, pahami dahulu, Cara Memilih Deposito BPR Terbaik di Tahun 2022

2. Hanya BPR dengan laporan keuangan bagus (stabil) yang bisa masuk ke dalam platform.


Setiap BPR tentunya memiliki laporan keuangan yang setiap bulan disampaikan kepada OJK. Dari laporan tersebut, terdapat beberapa variabel dan rasio yang dihighlight, seperti neraca keuangan, diagram deposan setiap bulan, fluktuasi besaran deposito, dan lain sebagainya. Memahami laporan keuangan BPR itu sangat penting, karena dengan mengetahui kinerja keuangan BPR kita dapat menyimpulkan kredibilitas BPR di mata para stakeholder.

3. Apabila BPR tutup, DepositoBPR by Komunal memiliki tim ahli untuk membantu mengurus kepada LPS.


Apabila BPR tutup, Anda tidak perlu khawatir karena sebagai salah satu langkah mitigasi resiko investasi deposito, tim kami akan membantu penyelesaian masalah tersebut hingga tuntas. Tim ahli kami sangat memahami kondisi dan SOP terkait BPR yang bersangkutan.


Apa yang Terjadi dengan Deposan jika DepositoBPR by Komunal Tutup?


Dengan teknologi yang mumpuni, seluruh mitra BPR dapat menggunakan dashboard DepositoBPR by Komunal sehingga semua transasksi deposan telah tercatat rapi dan aman dalam platform DepositoBPR by Komunal. Dalam dashboard ini mitra BPR juga bisa melacak seluruh data dan langsung menghubungi deposan apabila perusahaan tersebut bangkrut.


Sebenarnya, Dimanakah Uang Deposan Tersebut Berada?


Pahami Risiko Investasi dan Tips Cerdas Meminimalisirnya

Perlu dipahami ya bahwa DepositoBPR by Komunal hanya perantara (katalisator) antara BPR dengan calon deposan, sehingga tidak menghimpun dana deposito. Sebaliknya, dana yang ditransfer oleh deposan ketika melakukan penempatan di DepositoBPR by Komunal akan langsung masuk ke rekening BPR tujuan. Tapi, jangan khawatir! Karena DepositoBPR by Komunal menjamin segala keamanan dalam seluruh transaksi deposito. Tim ahli kami juga akan terus membimbing deposan ketika membuka deposito BPR sebagai langkah mitigasi resiko investasi deposito kami.


Tips and Trik Mitigasi Resiko dalam Berinvestasi di DepositoBPR by Komunal


Sebelum melakukan investasi, tentunya terdapat beberapa tips and trik yang bisa Anda lakukan sebagai upaya mitigasi resiko investasi deposito untuk meminimalisir kerugian dan kemungkinan buruk lainnya.


1. DepositoBPR by Komunal menyediakan beragam mitra BPR oleh karena itu, deposan sebaiknya dapat melakukan diversifikasi ke beberapa mitra BPR sebelum melakukan penempatan;


2. Deposan dihimbau untuk memilih BPR yang dekat dengan kota domisili (sebaiknya berada dalam 1 provinsi);


3. Platform DepositoBPR by Komunal membatasi maksimum penempatan adalah Rp 2 milyar (sesuai dengan ketentuan dari LPS), sehingga apabila suatu ketika BPR tutup, maka dana deposan dapat kembali sepenuhnya.


Mulai sekarang, Anda tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di DepositoBPR by Komunal, karena platform ini telah dijamin aman oleh LPS serta terdaftar dan diawasi OJK. Selain itu, skema mitigasi yang ditawarkan oleh tim ahli dari DepositoBPR by Komunal juga realistis dan mudah diterapkan.


Bagaimana? Sekarang Anda lebih paham ya dengan mitigasi resiko deposito. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dana yang dihimpun dari deposan dijamin oleh LPS sehingga Anda tidak perlu khawatir bila BPR tutup karena dana akan kembali 100%.


Sekarang apakah Anda sudah siap untuk memiliki rencana keuangan yang lebih baik? Yuk, langsung buka deposito saat ini juga!





share

Bagikan

Layanan Pengaduan Konsumen

PT. Komunal Sejahtera Indonesia

Telepon : (+62) 31 9921 0252

WhatsApp : +62-851-6310-6672

Email : [email protected]

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan RI

WhatsApp : +62-853-1111-1010

woman
Powered By
komunal-footer